AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam menghadapi invasi Rusia, militer Ukraina diketahui telah menggunakan drone Tu-141 peninggalan era Uni Soviet yang bertindak sebagai umpan atau target drone.
Sayangnya, salah satu dari drone ini malah keluar dari jalurnya hingga ‘nyelonong’ ke kota Zagreb, Kroasia pada 10 Maret 2022.
Drone meledak keras membuat warga sekitar kaget. Lokasi Tu-141 jatuh membentuk lubang kawah besar dan tampak berserakan puing-puing bagian drone.
Ketika pertama kali ditemukan, benda misterius itu sempat dikira rudal, namun setelah diperiksa dari dekat lebih mirip drone pengintai Tu-141.
Kebetulan salah satu sayap terlihat masih utuh, memungkinkan untuk mencocokan dengan dugaan awal itu adalah drone Tu-141.
“Setelah memeriksa puing-puing di sekitar lokasi ledakan, kami menyimpulkan hanya satu pesawat yang benar-benar sesuai yaitu Tu-141,” ungkap The War Zone.
Drone yang dijuluki Strizh ini memang pernah menjadi inventori militer Ukraina. Diperkirakan drone tua itu tidak berfungsi dengan baik karena faktor usia.
Setelah diluncurkan, Tu-141 terbang dari perbatasan Ukraina ke Zagreb yang berjarak hampir 563 km jauhnya.
Ditengarai Militer Ukraina meluncurkan Tu-141 tersebut sebagai umpan untuk memancing sistem pertahanan udara atau jet tempur Rusia keluar.
Mengenai sosok Tu-141 sendiri, secara tampilan bentuknya lebih menyerupai rudal jelajah daripada drone tradisional.
Tu-141 diluncurkan dengan bantuan roket dari trailer. Terbang menuju target dengan kecepatan transonik didorong menggunakan mesin turbojet KR-17A.
Tu-141 dikembangkan berbasis Tu-123 oleh biro desain Tupolev. Pertama kali terbang tahun 1960 dan mulai masuk layanan militer Uni Soviet pada akhir 1970-an.
Dengan jangkauan sekitar 1.000 km, Tu-141 dapat melakukan beberapa misi yang dapat dilakukan oleh jet pengintai taktis berawak, tetapi tanpa risiko kehilangan awak.
-RBS-