Airspace Review

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tak lama lagi India akan menjadi negara asing ketiga pengguna sistem pertahanan udara S-400 setelah China dan Turki.

Dilaporkan, Rusia mulai melakukan pengiriman S-400 gelombang pertama ke negeri Bollywood  dan sistem tersebut akan diterima pada pertengahan Desember ini.

Ditilik dari riwayatnya, pada 15 Oktober 2016 selama KTT BRICS, India dan Rusia menandatangani Perjanjian Antar Pemerintah (IGA) untuk penyediaan lima resimen S-400.

Selanjutnya, kesepakatan pembelian senilai 40.000 crore atau setara 5,43 miliar dolar AS ini secara resmi ditandatangani pada 5 Oktober 2018.

Untuk mencegah penjualan sistem S-400, Amerika Serikat yang menjadi peseteru Rusia tak tinggal diam dengan menawarkan sistem Patriot PAC-3, namun India tak tertarik.

Atas keputusan India yang keukeuh untuk membeli sistem S-400 tersebut, Amerika Serikat pun mengancam memberikan sanki kepada India.

Pada Maret 2021, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mulai membahas pembelian sistem S-400 Rusia oleh India dan memperingatkan bahwa ini dapat memicu sanksi CAATSA.

Tak hanya kepada India, sebelumnya pada 2018 AS telah memberlakukan sanksi serupa terhadap China karena pengadaan sistem yang sama.

Demikian pula, AS telah memberlakukan sanksi CAATSA pada Turki untuk pembelian rudal S-400 pada tahun 2020.

Diketahui pada akhirnya baik China, Turki, dan India tak gentar atas ancaman Paman Sam tersebut. Mereka tetap membeli sistem pertahanan udara yang dijuluki Triumf ini.

Profil singkat S-400

S-400 dirancang oleh Almaz-Antey dan proses manufakturnya dilakukan oleh Fakel Machine-Building Design Bureau, Rusia.

Misil S-400 memiliki jangkauan maksimum 400 km dan dapat mencapai target (pesawat atau misil balistik musuh) pada ketinggian hingga 27 km.

-RBS-