AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Presiden Joko Widodo berangkat melakukan kunjungan ke tiga negara yakni Italia, Inggris Raya, dan Persatuan Emirat Arab pada Jumat, 29 October 2021.
Presiden dan rombongan terbang menggunakan pesawat kepresidenan yang dicarter dari Garuda Indonesia, yakni pesawat Boeing 777-300ER nomor registrasi PK-GIG.
Pesawat sebelumnya telah diberi lambang negara, Garuda Pancasila, karena digunakan untuk penerbangan kepresidenan.
Melalui akun twitternya, Presiden Jokowi mengabarkan, di Roma Italia ia akan menghadiri dan berbicara di KTT G20 pada 30-31 Oktober 2021.
Di akhir KTT, tulisnya, Indonesia akan menerima Keketuaan G20 dari Italia.
Presiden dan rombongan tiba di Italia pada Jumat sore waktu setempat atau tengah malam waktu Indonesia. Penerbangan dari Jakarta ditempuh selama 13 jam.
Udara di Roma, kata Jokowi, sedang sejuk-sejuknya dan ia menginap di Hotel Splendide Royal.
Di hotel tersebut, lanjut Jokowi, sebelum pelaksanaan KTT ia akan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Setelah itu dilanjutkan pertemuan bilateral dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron di tempat yang sama.
Vaksinasi hingga Pertahanan
Usai pertemuan dengan kedua kepala pemerintahan tersebut, Jokowi menuliskan lagi di twitternya.
“Dalam pertemuan bilateral saya dengan PM Australia, Scott Morrison tadi di Roma, kami membahas soal vaksinasi hingga isu perubahan iklim,” tulisnya.
Ditambahkan, Australia membantu Indonesia dengan mengirimkan vaksin 1,2 juta dosis yang telah tiba minggu lalu dan menyusul 10,5 juta dosis vaksin lagi.
Sementara itu, usai pertemuannya dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden Jokowi membuat cuitan lagi.
“Saya menyampaikan apresiasi untuk kemajuan kerja sama pertahanan Indonesia – Prancis dalam pertemuan bilateral saya dengan Presiden Emmanuel Macron, tadi di Hotel Splendide Royal, Roma. Perjanjian itu harus membuka ruang bagi kerja sama yang strategis termasuk produksi bersama.”
Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Emmanuel Macron cukup mendapat perhatian dari jagat peminat masalah pertahanan dan kemiliteran.
Terlebih, Jokowi sendiri menyinggung masalah itu dalam pertemuannya dengan Macron.
Seperti diketahui, yang paling santer diberitakan terakhir ini di antaranya adalah niat Indonesia untuk mengakuisisi 36 jet tempur Rafale buatan Dassault, Perancis.
Bagaimana kelanjutan dari proses tersebut? Tentunya kita masih harus menunggu keputusan lebih lanjut terkait hal-hal yang dapat mendukung tercapainya pengadaan jet tempur Rafale dari Perancis.
Tentu jalan masih panjang untuk hal itu.
Sebagai pembanding saja, India butuh waktu 6 tahun dari mulai kontrak ditandatangani sampai realisasi pengadaan 36 jet tempur Rafale, brand new dari pabrik Dassault, Perancis.
RNS