Airspace Review

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turkish Aerospace Industries (TAI) telah menyerahkan T129 Helikopter Serang dan Intai Taktis (ATAK) Phase II (ATAK-2) kepada Direktorat Jenderal Keamanan Turki pada 24 Februari 2021. Heli ini akan digunakan oleh Pasukan Polisi Turki.

Temel Kotil, Ketua TAI, mengatakan heli ATAK-2 dilengkapi dengan sistem peringatan laser dan radar. Heli ini juga punya kemampuan beroperasi di dataran tinggi. ATAK-2 dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik (EW).

Selain heli yang diserahkan kemarin, dua heli ATAK-2 berikutnya akan dikirimkan menyusul pada Maret mendatang.

Ketua Presidensi Industri Pertahanan (SSB) Ismail Demir mengatakan kebanggaannya akan produksi dalam negeri Turki.

Disebutkan, heli T129 selama ini telah berperan aktif dalam operasi pasukan keamanan dan menunjukkan keandalannya.

Turki menekankan tujuannya membangun ATAK-2 tidak sekadar membuat platform heli baru, namun mengembangkan lebih lanjut komponen-komponen kritis di dalam negeri termasuk mesin TS-1400.

T129 ATAK merupakan heli serang segala cuaca bermesin ganda dan berkursi kursi tandem (depan-belakang). Heli ini berperan multi dan dikembangkan dari basis heli Agusta A129 Mangusta.

Heli ini dapat terbang dengan kecepatan maksimum 318 km/jam dan ketinggian terbang hingga 6.000 m. Heli mampu beroperasi siang malam dalam cuaca ekstrem mulai dari suhu dingin -40 C hingga panas 50 C.

Hak penjualan ke negara lain

T129A dikembangkan oleh TAI melalui kerja sama dengan AgustraWestland (Leonardo) melalui kontrak senilai 1,2 miliar dolar AS di tahun 2007. Saat itu diputuskan Turki akan memproduksi di dalam negeri sebanyak 51 heli T129.

Berdasarkan perjanjian itu, Turki memiliki hak untuk melakukan pemasaran dan kekayaan intelektual penuh pada platform T129. Turki dapat mengekspor heli ini ke negara ke negara lain, kecuali ke Italia dan Inggris.

T129 selanjutnya akan dioptimalkan dengan sejumlah spek yang dibutuhkan oleh Angkatan Darat Turki. Heli ini dapat membawa 12 rudal antitank UMTAS yang dikembangkan oleh Roketsan.

ATAK juga dilengkapi dengan meriam gatling 20 mm di menara hidung. Heli dapat dilengkapi juga dengan pod roket 70 mm, rudal udara ke udara Stinger, dan pod untuk meriam di gantungan sayap.

Tidak cukup sampai di situ, Dewan Riset Ilmiah dan Teknologi Turki (TUBITAK) bekerja sama dengan beberapa universitas kemudian mengembangkan radar gelombang milimeter canggih (MILDAR), mirip dengan radar Longbow maupun radar buatan IAI/ELTA dari Israel.

Helikopter T129A mulai beroperasi di Angkatan Darat Turki pada 2014. Dan mulai 2019, helikopter serang berat dikembangkan dari T129A yang kemudian diberi nama ATAK-2.

Selain digunakan di dalam negeri, T129 ATAK mendapat pesanan dari Filipina dan Pakistan. Namun pesanan ini tampaknya terganjal oleh hak veto AS yang melarang penjualan komponen-komponen yang dibuat oleh AS.

Roni Sontani