Airspace Review

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Penggunaan drone sebagai salah satu sistem persenjataan udara tampaknya akan makin diperbanyak oleh Amerika Serikat. Terlebih, drone telah menunjukkan sejumlah kemampuan yang semakin besar di samping biaya pengoperasiannya yang tidak mencekik leher dibandingkan dengan penggunaan pesawat jet maupun helikopter berawak.

Belum lama ini, drone MQ-9 Block 5 Reaper yang dioperasikan oleh Angkatan Laut AS (US Navy) telah menunjukkan satu kemampuan terbarunya, yaitu berhasil mendeteksi keberadaan kapal selam target berukuran kecil untuk pertama kalinya.

Hal itu diumumkan oleh General Atomics Aeronautical Systems, Inc. (GA ASI) pada Selasa, 19 Januari 2021.

Drone tersebut melakukan perburuan dan pelacakan target kapal selam kecil menggunakan sonobuoy. Target tersebut adalah Lockheed Martin MK-39 Expendable Mobile ASW Training Target.

Presiden General Atomics David R. Alexander menyatakan, berhasilnya pengujian yang dilaksanakan dengan US Navy ini, membuka jalan bagi pengembangan lebih banyak kemampuan antikapal selam menggunakan drone MQ-9.

Dalam pengujian tersebut MQ-9 Block 5 (MQ-9B SeaGuardian) mengerahkan 10 sonobuoy dari beberapa jenis di lepas pantai California, kemudian mencari target dan menemukannya.

Informasi yang didapat oleh drone tersebut, selanjutnya ditransmisikan ke Fasilitas Operasi Penerbangan Laguna Arizona Yuma Proving Ground.

Baca Juga: Deplu AS setujui penjualan 4 MQ-9B SkyGuardian kepada Taiwan

Saat ini tugas untuk perang antikapal selam udara di US Navy, dilaksanakan menggunakan armada helikopter seperti SH-60 Seahawk.

Dibandingkan dengan helikopter berawak yang memiliki jangkauan terbatas, penggunaan drone dinilai lebih efisien dan efektif. Demikian juga bila dibandingkan dengan pesawat patroli besar seperti P-8 Poseidon.

Di hari yang salam, perusahaan kedirgantaraan Leonardo asal Italia mengumumkan kemitraan dengan GA ASI untuk melengkapi drone SeaGuardan dengan radar AESA SeaSpray.

Radar tersebut dapat mendeteksi, melacak, dan mengklasifikasikan ratusan kontak maritim sekaligus.

Roni Sont