AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pesawat terbaru CMV-22B Osprey milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) melakukan pendaratan perdana di kapal induk.
Pesawat yang ditugaskan ke Skuadron Multimisi Logistik Armada (VRM) 30 “Titans” ini mendarat di dek kapal induk kelas Nimitz, yaitu USS Carl Vinson (CVN 70) pada 20 November 2020.
Pesawa tiltrotor CMV-22B merupakan varian Angkatan Laut AS, turunan dari pesawat MV-22 Osprey Korps Marinir AS (USMC).
CVM-22B Osprey akan menggantikan peran C-2A Greyhound
Pesawat ini akan menggantikan peran C-2A Greyhound dari jenis sayap tetap untuk misi carrier onboard delivery (COD).
Tugasnya adalah mengangkut personel maupun kargo prioritas tinggi dari pangkalan darat ke kapal induk di laut dan sebaliknya.
Varian CMV-22B memiliki jangkauan operasional yang lebih jauh dan mampu membawa kargo lebih banyak. Hal ini karena penambahan dua tangki di sayap dan serta desain ulang tangki depan untuk peningkatan kapasitas muat bahan bakar.
CMV-22B dapat membawa mesin F-35C di kabinnya
Untuk angkut kargo, CMV-22B dirancang dapat membawa mesin F-35C di kabinnya. Hal ini penting untuk pemeliharaan mesin F-35C di kapal induk.
US Navy secara resmi telah menerima pesawat CMV-22B Osprey pertama pada 7 Februari 2020 di Pusat Perakitan Bell di Amarillo, Texas.
Baca Juga: Washington restui Indonesia beli 8 MV-22C Osprey, siapkah Jakarta?
Pesawat pertama itu tiba di Patuxent River Naval Station (NAS Pax River), Maryland pada 2 Februari 2020.
Penggantian lengkap C-2A oleh CMV-22B dijadwalkan tahun 2028
VRM-30 “Titans” merupakan skuadron operasional pertama CMV-22B di US Navy. Pesawat ini pertama kali melakukan pendaratan di atas kapal angkut amfibi Angkatan Laut kelas San Antonio, yaitu USS New York (LPD 21) pada Juli 2020.
CMV-22B dijadwalkan memulai kegiatan operasionalnya pada awal 2021. Penggantian secara lengkap dari Greyhound ke CMV-22B Osprey dijadwalkan tahun 2028.
US Navy telah menandatangani kesepakatan untuk membeli 39 CMV-22B pada Juni 2018.
Pembelian CMV-22B buatan Bell Boeing ini merupakan bagian dari pembelian armada Osprey senilai total 4,2 miliar dolar AS.
Roni Sontani