Boeing setuju ganti kerugian Turkish Airline akibat tidak terbangnya 737 MAX

737 MAX 8 Turkish AirlinesAnna Zvereva

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Boeing diberitakan telah menyetujui tuntutan ganti rugi dari Turkish Airline (IATA: TK, ICAO: THY) akibat tidak terbangnya armada 737 MAX 8 milik flag carrier Turki tersebut.

Namun begitu, TK tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran nilai ganti rugi yang telah dicapai melalui kesepakan dengan Boeing itu.

Diberitakan Associated Press, pada 2013 dan 2015 TK telah memesan 75 unit Boeing 737 MAX. Hingga saat ini TK baru menerima 12 unit yang semuanya harus di-grounded akibat terkena larangan terbang oleh Administratur Penerbangan Federal (FAA) sejak Maret 2019.

Seperti diketahui, dua Boeing 737 MAX 8 masing-masing milik Lion Air dan Ethiopian Airlines telah jatuh dalam penerbangannya dan menyebabkan 346 di kedua pesawat tersebut meninggal dunia.

AP menulis, berdasarkan laporan media lokal Boeing akan melakukan pembayaran ganti rugi secara tunai berikut paket pelatihan dan perbaikan suku cadang. Nilainya ditaksir antara 120-225 juta dolar Amerka Serikat (AS). Namun, laporan itu tidak dapat dikonfirmasikan.

Boeing sendiri telah menghitung taksiran kerugian kompensasi untuk keseluruhan armada 737 MAX di dunia senilai 5,6 miliar dolar AS. Pesawat-pesawat tersebut tidak dapat digunakan untuk melayani ribuan penerbangan.

Namun begitu, Boeing menyatakan akan membatasi pembayaran ganti rugi secara tunai dan menawarkan diskon serta tambahan layanan.

737 MAX 8 Turkish Airlines
Daily Sabah Armada Boeing 737 MAX 8 Turkhish Airline yang di-grounded.

Pabrikan pesawat yang berkantor pusat di Chicago itu mengatakan, telah mengajukan perbaikan perangkat lunak dan komputer kendali kontrol pesawat kepada FAA.

Akan tetapi, harapannya untuk bisa mengembalikan layanan 737 MAX dalam waktu secepatnya telah pupus.

FAA telah menunda untuk mengeluarkan keputusannya hingga Februari atau bahkan paling cepat Maret mendatang. Sementara regulator di masing-masing negara mungkin akan lebih lama lagi memberikan izin setelah keputusan FAA keluar.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *