ANGKASAREVIEW.COM – Pemerintah Malaysia sedang mempertimbangan platform pesawat berawak/tak berawak yang mampu memenuhi kebutuhan patroli maritim teritorial mereka.
Dalam tanggapannya untuk menjawab pertannyaan dari anggota parlemen asal Mersing (distrik di timur laut negara bagian Johor), Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia, Mohamad Sabu meyakinkan bahwa pemerintahan baru (dikukuhkan Mei 2018) akan menghormati rencana yang dibuat oleh pemerintahan sebelumnya.
Ia melanjutkan, hal ini termasuk program untuk melengkapi Angkatan Udara Malaysia (Royal Malaysian Air Force) dengan pesawat patroli maritim (MPA) terbaru.
Baca Juga:
Angkatan Laut Pakistan Terima Satu Unit ATR 72 MPA
CN295 MPA Pesanan TNI AU Akan Diserahkan PTDI Akhir November 2018
Pemerintah Malaysia sedang melakukan perbandingan biaya antara pesawat berawak dan tak berawak. Namun akhirnya, kemungkinan akan diputuskan untuk melakukan kombinasi antara kedua jenis platform pesawat MPA tersebut meski Sabu tidak menjelaskan mengenai jenis peralatan yang menjadi perbandingan.
“Ketika kami pergi ke Farnborough, kami ditawari berbagai teknologi baru, tetapi kami harus membandingkan dengan jenis keahlian yang kami miliki di Malaysia untuk melihat mana yang akan memberikan nilai lebih baik,” ujar Sabu, Kamis (9/8/2018), dalam laporan rapat parlemen yang diambil dari Hansard (sebutan transkrip percakapan dalam pesidangan parlemen di pemerintahan bersistem Westminster) Malaysia.
Ia melanjutkan, “Kami butuh pesawat pengintai (berawak) dan UAV. Kombinasi keduanya (sistem) sangat penting, khususnya terkait pengawasan Laut China Selatan dan Selat Malaka,” tegasnya, seraya menekankan bahwa jalur perdagangan merupakan hal penting bagi Malaysia.
Sebelumnya, pada Desember 2017 Kepala Staf RMAF untuk Markas Besar Wilayah Udara 1, Brigjen Yazid bin Arshad mengungkapkan bahwa kandidat yang masuk dalam daftar ada empat pesawat MPA. Dua di antaranya adalah Airbus CN295 Persuader dan ATR 72MP pabrikan Leonardo.
(ERY)