ANGKASAREVIEW.COM – Upaya pemerintah Kabupaten Kutai Timur untuk mendapatkan alokasi penerbangan bersubsidi dari pemerintah pusat akhirnya terkabul. Maskapai Susi Air akan melayani warga dari Sangatta menuju Balikpapan dan sebaliknya.
Menurut rencana, penerbangan perdana dijadwalkan 12 Maret lalu. Namun hingga kini penerbangan tersebut belum terealisasi. Kepala Dinas Perhubungan Kutai Timur Ikhsanuddin Syerpie mengatakan bahwa ketersediaan SDM ground handling di Bandara Tanjung Bara menjadi kendala.
Untuk mendaratkan pesawat di bandara, tentu harus ada tenaga yang mengaturnya di darat. Tenaga tersebut tidak bisa sembarang orang, melainkan mereka yang memiliki sertifikat khusus.
“Mereka tidak bisa mendarat kalau tenaga di bandara Tanjung Bara tidak ada. Saat ini Dishub (Dinas Perhubungan) Kutai Timur sedang menyekolahkan untuk tenaga tersebut, tapi belum selesai,” ujar Ikhsan di Kantor Bupati Kutai Timur, Senin (19/3/20108).
Kita mau pinjam tenaga Air Born (maskapai yang digunakan PT KPC), lanjut Ikhsan, tapi mereka tidak mau. Karena mereka khawatir akan dicabut lisesnsinya.
Baca Juga:
Pelita Air Service Akan Pakai N219 Nurtanio di Kalimantan dan Papua
Bandara Maratua Siap Layani Wisatawan Bahari di Kepulauan Derawan
Pihaknya tengah mencari solusi agar penerbangan bisa segera terealisasi, tanpa harus menunggu pelatihan tenaga lapangan untuk keselamatan penerbangan selesai. Sebab, tahun-tahun sebelumnya, tidak ada kendala soal tenaga penerbangan.
“Besok kita akan berkirim surat untuk rapat koordinasi dengan pihak PT KPC dan makapai Air Born, terkait masalah ini. Pak Wakil Bupati yang akan memimpin rapat tersebut,” tegas Ikhsan.
Pada kesempatan yang berbeda Wakil Bupati Kitau Timur Kasmidi Bulang mengungkapkan masalah penerbangan bersubsidi ini sangat penting bagi masyarakat Kutai Timur. Terutama bagi mereka yang membutuhkan transportasi cepat untuk sampai ke Balikpapan, atau bila ada tamu-tamu Pemerintah Kabupaten Kutai Timur yang datang ke Sangatta.
“Saya inginnya, awal April sudah operasional. Maka dari itu, pekan ini juga harus diselesaikan, sebab daerah lain, penerbangan bersubsidinya sudah jalan. Tinggal Kutai Timur yang belum, jangan sampai berlarut-larut seperti tahun kemarin, akhir tahun baru beroperasi,” pungkasnya. (ERY)