AIRSPACE REVIEW – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan peralatan yang ditempatkan Moskow di Belarus membantu pasukan Rusia mengarahkan drone Shahed menuju target di Ukraina barat.
Peralatan tersebut memungkinkan operator drone Rusia untuk melewati garis intersepsi Ukraina dan mengarahkan serangan lebih dalam ke wilayah barat negara itu, termasuk pusat transportasi dan logistik utama.
Pernyataan Zelensky diperkuat oleh klaim militer Ukraina yang menyebut serangan Shahed Rusia baru-baru ini berfokus pada infrastruktur kereta api dan logistik yang menghubungkan Ukraina dengan Polandia guna mengganggu jalur pasokan lintas batas.
“Mereka melihat garis intersepsi kami dan mencoba untuk melewatinya. Mereka melakukan ini berkat wilayah Belarus dan kemampuan teknis yang diberikan Belarus,” ujar Zelensky.
Kovel, yang terletak di wilayah Volyn dekat jalur kereta api utama, telah menjadi sasaran dalam beberapa minggu terakhir di tengah serangan Rusia yang lebih luas terhadap infrastruktur logistik Ukraina.
Presiden Ukraina mengatakan ia telah memerintahkan militernya untuk mengembangkan tindakan balasan yang sesuai.
Diskusi telah dilakukan untuk merespons perubahan taktik drone Rusia dan bagaimana menyesuaikan jaringan intersepsi Ukraina.
Drone Shahed Rusia menyerang kereta api dan kru perbaikan. Drone itu juga menyerang jembatan kereta api dan depo lokomotif, kata militer Ukraina. Semua serangan ini menargetkan jalur kereta api Kyiv–Kovel.
Para pejabat Ukraina memandang koridor kereta api Kyiv–Kovel sebagai jalur logistik penting yang menghubungkan Ukraina dengan Polandia dan mitra Eropa lainnya.
Gangguan di sepanjang jalur ini dapat memengaruhi pergerakan pasokan militer, bantuan kemanusiaan, dan kargo komersial.
Sementara itu, Belarus secara resmi membantah partisipasi langsung dalam serangan Rusia terhadap Ukraina.
Meski demikian, Minsk mengakui telah mengizinkan pasukan Rusia untuk menggunakan wilayah, ruang udara, dan infrastrukturnya sejak awal perang. (RNS)