AIRSPACE REVIEW – Tepat di hari Natal (25/12), Angkatan Laut Amerika Serikat (USN) telah melakukan serangan yang menargetkan posisi ISIS di Nigeria. Serangan ini bagian dari operasi kontra terorisme yang sedang berlangsung di Afrika Barat.
Departemen Perang AS (DoW) mengumumkan serangan presisi tersebut disertai dengan rekaman video peluncuran rudal jelajah Tomahawk dari kapal perusak kelas Arleigh Burke yang tidak disebutkan lokasinya.
Namun dalam serangan ini, setidaknya tiga rudal Tomahawk dilaporkan tidak mencapai target yang dituju. Puing-puing dan hulu ledak yang belum meledak ditemukan di dekat daerah sipil di negara bagian Kwara.
Para analis mengatakan mekanisme keselamatan rudal mungkin telah mencegah ledakan, setelah terjadi penyimpangan jalur penerbangannya.
Fitur keselamatan ini dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan yang tidak disengaja, tetapi dapat meninggalkan amunisi yang tidak meledak di tanah.
Serangan terhadap ISIS Nigeria dilakukan setelah perintah dari Presiden AS Donald Trump, yang disebutnya sebagai serangan dahsyat dan mematikan terhadap target ISIS di Nigeria.
Kementerian Luar Negeri Nigeria juga menyatakan serangan tersebut dilakukan bekerja sama dengan AS.
Menurut kementerian tersebut, upaya bersama itu menghasilkan serangan tepat sasaran terhadap target teroris di Nigeria dan serangan udara di wilayah barat laut.
Sementara itu, menurut laporan lokal, serangan itu juga mengarah ke daerah sekitar Offa di Kwara. Disebutkan, warga mendengar ledakan tiga kali sekitar pukul 21.00 waktu setempat pada 25 Desember 2025.
Rudal-rudal tersebut menghantam dan merusak bangunan di beberapa lokasi, tetapi tidak ada laporan korban jiwa pada saat itu, meskipun beberapa orang terluka.
Tomahawk (BGM-109) merupakan rudal jelajah subsonik jarak jauh, segala cuaca berbasis kapal perang permukaan dan kapal selam.
Rudal canggih ini dirancang untuk mengikuti rute yang telah diprogram sebelumnya dan menyerang target tetap dengan akurasi tinggi. (RBS)