AIRSPACE REVIEW – Angkatan Bersenjata Rusia dilaporkan telah menggunakan lebih 2.800 drone kamikaze Lancet selama beperang melawan Ukraina.
Cukup fantastis, sekitar 77,7 persen dari semua serangan Lancet tersebut mengenai sasaran yang dituju.
Menurut analisis, dari 2.806 peluncuran Lancet, pasukan Rusia berhasil menyerang 2.182 sasaran, mencakup 738 sasaran berhasil dihancurkan secara total dan 1.444 sasaran dirusak.
Tingkat serangan tersebut menggarisbawahi presisi dan efektivitas tinggi dari drone kamikaze dalam menarget aset militer.
Sebagian besar serangan diarahkan pada sistem artileri utama Ukraina, khususnya howitzer (760 serangan) dan unit artileri gerak sendiri (517 serangan).
Keberhasilan Lancet tersebut mengganggu kemampuan dukungan tembakan Ukraina, sehingga melemahkan kemampuan pasukan Ukraina untuk mempertahankan operasi ofensif dan defensif di medan perang.
Namun, beberapa serangan Lancet juga tak berhasil, 417 di antaranya tidak mencapai sasaran. Hal ini menggambarkan beberapa tantangan penggunaan amunisi berkeliaran di lingkungan pertempuran kompleks.
Laporan tersebut juga menyoroti lonjakan penggunaan Lancet pada bulan Mei 2024, dengan 303 serangan, jumlah pengerahan tertinggi dalam satu bulan penuh sejak dimulainya perang.
Peningkatan ini mencerminkan meningkatnya ketergantungan militer Rusia pada amunisi berkeliaran untuk menarget aset bernilai tinggi.
Lancet dilengkapi dengan beberapa jenis hulu ledak, termasuk hulu ledak fragmentasi berdaya ledak tinggi, hulu ledak kumulatif berdaya ledak tinggi, dan hulu ledak termobarik. Berat muatan maksimum yang dapat dibawa hingga 5 kg.
Drone kamikaze yang dikembangkan oleh Zala Aero, anak perusahaan Kalashnikov Group ini memiliki jangkauan operasional 70 km, memungkinkannya menyerang target di luar jangkauan visual operatornya.
Dengan kecepatan terbang hingga 120 km/jam dan daya tahan hingga 40 menit, Lancet mampu terbang di medan perang dan secara otomatis mencari target sebelum melakukan serangan bunuh diri. (RBS)