AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turkiye diberitakan sedang menjajaki pengadaan 40 jet tempur Eurofighter Typhoon setelah keinginan membeli jet F-16 Viper dari Amerika Serikat dipersulit oleh Kongres AS.
Untuk merealisasikan pengadaan jet Typhoon, Turkiye telah meminta konfigurasi terbaru jet tempur bersayap delta ini kepada konsorsium Eurofighter yang terdiri dari Inggris, Jerman, Spanyol, dan Italia.
Menteri Pertahanan Nasional Turkiye Yaşar Guler pada hari Kamis bertemu dengan rekannya Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps yang datang ke Ankara sebagai tamu resmi.
Menurut Defence Turkey, pertemuan tersebut membahas isu-isu kerja sama pertahanan dan keamanan bilateral dan regional serta isu kerja sama industri pertahanan.
Topik mengenai pengadaan jet tempur Eurofighter Tyhpoon yang diminati Turkiye, termasuk isu yang dibahas pada agenda pertemuan tersebut.
Sumber pertahanan Turkiye mengatakan, pembelian pesawat bekas tidak dipertimbangkan dalam rencana pengadaan Eurofighter Tyhpoon oleh Turkiye.
Ankara menyampaikan permintaan untuk membeli konfigurasi terbaru Eurofighter Typhoon Tranche 4 sebanyak 40 unit terbagi dalam dua paket kontrak 20 + 20.
Untuk diketahui, Eurofighter Typhoon Tranche 4 merupakan versi peningkatan berdasarkan spesifikasi Tranche 3A.
Typhoon Tranche 4 adalah pesawat tempur multiperan dengan radar CAPTOR E AESA terbaru.
Dalam satu kesempatan, CEO Airbus Defence and Space Dirk Hoke menyatakan, Eurofighter Tranche 4 merupakan pesawat tempur paling modern buatan Eropa dengan masa pakai jauh melampaui tahun 2060.
Jerman telah memesan 30 kursi tunggal dan 8 kursi ganda versi ini.
Sebagai bagian dari kontrak Eurofighter Typhoon Jerman, pabrik Hensoldt akan memproduksi radar AESA untuk Eurofighter Typhoon Luftwaffe.
Spanyol juga telah memesan 20 unit Typhoon Tranche 4 pada Juni 2022 dan meningkatkan pesawat Tranche 3 yang ada ke standar Tranche 4.
-RNS-