India memulai proses akuisisi formal 26 jet Rafale M dari Prancis

Rafale MUS Navy

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – India kini telah memulai proses akuisisi formal untuk 26 jet tempur Rafale M (Marine) dan peralatan terkait dari prancis.

Surat Permintaan (LoR) telah dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan India kepada Direktorat Jenderal Persenjataan Prancis untuk usulan pengadaan jet tempur bagi Angkatan Laut India tersebut.

New Delhi berniat mengakuisisi 26 jet Rafale M yang terdiri dari 22 jet berkursi tunggal dan 4 jet latih berkursi ganda.

Pengadaan ini juga sekaligus dengan persenjataan, simulator, suku cadang, pelatihan kru, dan dukungan logistik, seperti diberitakan Times of India.

LoR untuk kesepakatan antarpemerintah, yang melibatkan pengadaan jet produksi Dassault Aviation, dilakukan segera setelah Menteri Pertahanan Rajnath Singh mengunjungi Prancis pada 10-11 Oktober lalu.

“Prancis akan merespons dengan tawaran, harga, dan rincian lainnya dalam beberapa bulan. Setelah kontrak ditandatangani setelah negosiasi biaya dan persetujuan terakhir dari Komite Keamanan Kabinet, pengiriman akan dimulai dalam tiga tahun,” kata seorang sumber.

Pada saat yang sama, Mazagon Docks (MDL) juga telah memulai negosiasi dengan Grup Angkatan Laut Prancis untuk pembangunan tiga kapal selam diesel-listrik Scorpene.

Pejabat tinggi Grup Angkatan Laut Prancis saat ini berada di India untuk membahas proyek kapal selam di mana New Delhi menginginkan setidaknya 60% komponen kapal selam tersebut berasal dari dalam negeri India.

Angkatan Laut India berharap kedua kesepakatan pengadaan alutsista tersebut ditandatangani dalam tahun fiskal 2023. Sebab, Angkatan Laut India sedang bergulat dengan jumlah pesawat tempur yang tidak memadai untuk beroperasi dari dua kapal induknya, yaityu INS Vikramaditya buatan Rusia dan INS Vikrant buatan India.

Angkatan Laut India saat ini hanya memiliki 40 dari 45 jet MiG-29K yang dibeli dari Rusia mulai tahun 2009.

Sementara pesawat tempur berbasis dek bermesin ganda yang sedang dikembangkan oleh DRDO kemungkinan akan memakan waktu setidaknya satu dekade untuk dapat beroperasi penuh.

Demikian pula, Angkatan Laut juga hanya memiliki enam kapal selam kelas Kilo Rusia dan empat kapal selam HDW Jerman di armada konvensionalnya, selain enam kapal selam Scorpene baru.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *