AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Belgia telah menolak pengiriman dua unit F-35A pertama yang rencananya akan dikirimkan oleh Lockheed Martin pada tahun ini.
Seperti diketahui, Belgia pada Oktober 2018 telah memesan 34 F-35A kepada Amerika Serikat senilai 3,8 miliar euro (4,61 miliar dolar AS). Belgia dijadwalkan akan menerima empat pesawat pertama jet siluman ini pada 2023.
Penundaan penerimaan pesawat tempur generasi kelima tersebut berkaitan dengan teknologi terbaru yang dikembangkan untuk F-35A, yaitu Technology Refresh 3 (TR 3) dan layar data terbaru di pesawat.
Diberitakan sebelumnya bahwa Lockheed Martin menghadapi kendala atau gangguan dalam penerapan perangkat lunak dan layar baru pada F-35 terbaru.
Dua unit pertama yang rencananya akan ditempatkan di Pangkalan Angkatan Udara Luke di Phoenix, Arizona, diproyeksikan akan dikirim enam bulan lebih lambat dari rencana semula.
Akibatnya, pelatihan pilot Belgia yang akan berlangsung di AS juga akan tertunda, seperti diberitakan BNN Network (2/8).
Dampak penundaan ini terhadap kesiapan operasional Angkatan Udara Belgia bergantung pada seberapa cepat Lockheed Martin dapat menyelesaikan masalah yang ada.
Namun, Kementerian Pertahanan Belgia telah menyatakan bahwa jika penundaan itu dibatasi hingga beberapa bulan, itu akan berdampak kecil atau tidak berdampak pada peningkatan operasional bertahap angkatan udara Belgia.
F-35A saat ini sedang menjalani peningkatan perangkat keras dan perangkat lunak yang substansial. Peningkatan termasuk penggantian komputer utama dan layar untuk mengimplementasikan kemampuan baru seperti senjata baru dan peperangan elektronik yang lebih baik.
Peningkatan TR 3 dan kemampuan baru ini lazim disebut F-35 Block 4, di mana pesawat akan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam menangani ancaman darat dan udara modern, baik ofensif maupun defensif.
Pembaruan ini memerlukan upaya sertifikasi dan kualifikasi ekstensif yang mencakup lebih dari 200 penerbangan uji coba.
Keterlambatan dalam proses sertifikasi telah menyebabkan masalah dengan homologasi pesawat.
Kementerian Pertahanan AS sendiri telah menolak untuk menerima atau membayar perangkat keras sampai perangkat lunak juga selesai sepenuhnya. Sikap ini sejalan dengan keinginan Belgia.
Kementerian Pertahanan Belgia menegaskan, melalui penundaan penerimaan pesawat ini Belgia akan mendapat manfaat dari memiliki armada terpadu yang dilengkapi dengan perangkat keras TR-3 terbaru.
Hal ini tidak hanya memastikan akses ke kemampuan Block 4 yang baru, tetapi juga mencegah kebutuhan akan retrofit yang mahal nantinya.
-RNS-