Fenomena menarik A380, bagi Indonesia ini hal baru

A380 Emirates mendarat di BaliEmirates

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kedatangan pesawat superjumbo Airbus A380 dan pendaratan pertama kalinya di Indonesia yaitu di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Kamis, 1 Juni 2023, disambut gegap gempita oleh khususnya para pencinta kedirgantaraan di Tanah Air.

Para fotografer lepas (spotters) berkumpul di area aman di luar pagar bandara untuk memotret, guna mengabadikan pendaratan pertama A380 milik Emirates di Indonesia, terkhusus lagi di Pulau Dewata yang akan tercatat dalam sejarah penerbangan sepanjang masa ini.

Kehadiran A380 di Indonesia, merupakan sebuah fenomena menarik. Inilah untuk pertama kalinya pesawat jet komersial terbesar sejagat melayani penerbangan ke “Destinasi Terpopuler di Asia 2023 Versi TripAdvisor”.

Untuk diketahui, dari hasil pemeringkatan itu, Bali mengalahkan sejumlah destinasi populer lainnya di Asia seperti Phuket di Thailand, Singapura, Manila di Filipina, dan Seoul di Korea Selatan.

Singapore Airlines mengoperasikan pertama kali A380 tahun 2007

Bagi Singapura, negara kota tetangga Indonesia, A380 bukan hal baru. Singapore Airlines merupakan launch customer pesawat gigantis bermesin empat ini dan mengoperasikannya pertama kali pada 16 tahun lalu, tepatnya pada 25 Oktober 2007. Artinya, pesawat ini telah hilir mudik di Bandara Internasional Changi sejak satu setengah dekade lalu.

Negara tetangga Indonesia lainnya, Malaysia, pertama kali menerima A380 pada Mei 2012 atau 11 tahun yang lalu. Maskapai nasional Malaysia mengoperasikan enam unit A380 yang dibeli langsung dari pabrik Airbus.

Artinya pula, sejak lebih satu dekade lalu Bandara Internasional Kuala Lumpur tak asing lagi menerima kedatangan A380 dan juga memberangkatkan pesawat berkapasitas angkut hingga lebih dari 600 penumpang ini.

Sementara Australia, negara tetangga Indonesia di tenggara, melalui maskapai Qantas telah mengoperasikan A380 sejak tahun 2008 atau 15 tahun yang lalu.

FLICKR

Artinya, bagi Bandara Internasional di Sydney atau Melbourne, kehadiran A380 sudah lama dan bukan sesuatu yang ‘wah’ lagi. Demikian juga dengan bandara-bandara di kota besar dunia lainnya tentunya yang sudah lama disinggahi si superjumbo, pesawat yang pengembangannya menelan biaya 9,5 miliar euro (10,7 miliar USD) pada tahun 2000.

Airspace Review pada 24 Maret 2023 memberitakan rencana penerbangan A380 Emirates ke Denpasar, Bali. A380 Emirates akan melayani penerbangan dari Dubai (DXB) ke Denpasar (DPS), Bali pp mulai tanggal 1 Juni 2023.

Bali menjadi salah satu dari 49 bandara internasional yang akan didarati A380 Emirates mulai Musim Panas tahun 2023 ini.

Sementara itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi bandara pertama di Indonesia yang melayani penerbangan A380.

Pesawat A380 Emirates dalam penerbangan ini akan berkonfigurasi dalam dua kelas, terdiri dari kelas ekonomi dan bisnis dengan total kapasitas 615 kursi.

Penerbangan A380 Emirates akan menggantikan armada Boeing 777-300ER yang digunakan sebelumnya, mengacu pada pernyataan perusahaan.

Lebih jauh Emirates mengumumkan bahwa di tahun 2023 ini perusahaan hanya akan mengoperasikan dua tipe pesawat badan lebar untuk penerbangan penumpang terjadwalnya, yaitu A380-800 sebanyak 119 unit, Boeing 777-300ER sebanyak 124 unit, dan Boeing 777-300LR sebanyak 10 unit.

Berpusat di Bandara Internasional Dubai di Uni Emirat Arab, Emirates menghubungkan Dubai dengan kota-kota besar di hampir seluruh dunia dengan satu kali penerbangan.

Sebagai maskapai penerbangan internasional bereputasi tinggi, armada yang digunakan oleh Emirates berusia pakai rata-rata 8-15 tahun.

Pesawat termuda adalah A380 yang dikirimkan pada Desember 2021 dan menjadi pesawat terakhir A380 yang dibuat oleh Airbus.

Di luar armada penumpang komersial jalur utama, Emirates memiliki satu Airbus A319-100 yang disediakan untuk penerbangan charter. Lalu di divisi Emirates Group SkyCargo ada 11 pesawat kargo Boeing 777.

Untuk diketahui, penyederhanaan tipe pesawat yang dimiliki Emirates merupakan salah satu strategi perusahaan. Selain menjual kursi penumpang di kelas ekonomi, Emirates juga menyediakan kursi di kelas bisnis dan bahkan suite.

Terkait A380, pesawat ini terbilang fenomenal. A380 adalah pesawat badan lebar tercepat yang dipensiunkan oleh maskapai yang mengoperasikannnya, yaitu setelah 10 tahun setelah digunakan oleh Singapore Airlines selama 10 tahun.

Malaysia mengembalikan enam A380 ke Airbus

Banyak maskapai yang kemudian menghentikan pengoperasian A380 seiring semakin bersinarnya pesawat-pesawat badan lebar baru yang hanya bermesin dua.

Pesawat-pesawat tersebut secara tidak langsung telah menjadi ancaman bagi A380 yang berkapasitas dua kali lipat.

Malaysia Airlines A380
Wikimedia

Sebagian maskapai dunia pada akhirnya pun merasa kewalahan dalam mengoperasikan A380. Malaysia Airlines adalah salah satu contohnya, yang kemudian telah mengakhiri pengoperasian A380 dan mengembalikannya ke Airbus.

Seluruh enam pesawat A380-nya akhirnya dikirimkan ke Bandara Tarbes-Lourdes-Pyrénées di Perancis yang juga dikenal sebagai kuburan pesawat di Eropa.

Kesulitan akibat pandemi COVID-19 di mana industri penerbangan internasional terkena dampaknya, menjadi salah satu sebab Malaysia Airlines menyerah mengoperasikan A380.

Pandemi menyebabkan percepatan pensiunnya Airbus A380. Air France, Etihad, Lufthansa, Qatar Airways dan Thai Airways semuanya telah berencana memensiunkan armada A380 mereka.

Bahkan, CEO Qatar Airways H.E.Akbar Al Baker pernah menyatakan bila A380 merupakan pesawat yang salah pada waktu yang salah.

A380
Flickr Flickr

“Tidak ada masa depan untuk A380. Itu adalah pesawat yang salah pada waktu yang salah. Itu adalah sesuatu yang disukai penumpang, banyak yang suka bepergian dengan A380. Sangat tenang dan sangat luas, tetapi pada akhirnya, bagi operator, sangat menyakitkan untuk mempertahankannya di langit. Biaya pengoperasiannya berat dan begitu pula biaya perawatannya, A380 pada pemeriksaan C tiga kali lipat biaya B777 atau A350-1000,” ujarnya.

Senja Kala A380

Sementara itu, di tengah kondisi senja kala A380 yang disebut banyak pihak, Emirates sebagai pemilik A380 terbanyak tetap percaya diri dan tak goyah menggunakan pesawat ini. Emirates masih melihat prospek yang cerah dari A380 di masa mendatang.

Kehadiran A380 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali untuk kemudian melakukan penerbangan reguler dari Dubai, bagi Indonesia merupakan satu hal baru.

Pihak bandara dan PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tentunya telah menyiapkan segara fasilitas maupun infrastruktur untuk mendukung penerbangan A380 Emirates, maupun A380 maskapai dunia lainnya.

Harapan kita, tentunya penerbangan reguler Emirates dari Negeri Para Emir ini akan membawa dampak sangat positif bagi meningkatnya kunjungan turis wisatawan maupun penumpang lain pada umumnya dari luar negeri ke Indonesia.

Kita semua menyambut baik dan mari kita ucapkan: Selamat Datang A380 di Pulau Dewata!

-RNS-

2 Replies to “Fenomena menarik A380, bagi Indonesia ini hal baru”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *