AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Belajar dari perang antara Rusia dan Ukraina yang hingga kini masih berlangsung, Angkatan Darat AS (US Army) mencoba untuk mencari ide baru bagi sistem penangkal serangan drone kamikaze.
Seperti diketahui, penggunaan drone kamikaze atau loitering munition terbukti sangat ampuh untuk menghancurkan komponen-komponen kekuatan musuh.
Dikatakan, Rusia dan Ukraina telah menggunakan ribuan drone kamikaze atau amunisi berkeliaran sejak awal perang.
Drone pembawa bahan peledak ini tidak memiliki risiko tinggi karena melaksanakan misi tiket tunggal.
AS sendiri memasok drone kamikaze ke Ukraina, dalam hal ini adalah Switchblade buatan AeroVironment.
“Serangan satu arah adalah sesuatu yang kami telah diberitahu lagi dan lagi oleh komando kombatan dan layanan bahwa ini adalah sesuatu yang berkembang,” kata Kolonel Mike Parent, Kepala Divisi Akuisisi dan Sumber Daya di Kantor Sistem Tak Berawak Gabungan di US Army.
Layanan ini siap untuk mengeluarkan permintaan formal untuk ide atau white papers dari industri dalam satu atau dua minggu ke depan.
Tujuannya adalah untuk bergerak cepat untuk menanggapi proposal dan mendemonstrasikan teknologinya.
Pekerjaan akan fokus melawan ancaman dari drone Grup 3, kelas UAS kecil yang beratnya antara 55 dan 1.320 pon.
-Jaden-