AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perusahaan pertahanan asal Afrika Selatan, Milkor, memamerkan prototipe drone intai serang MALE (medium-altitude long-endurance) yang dinamai Milkor 380 dalam pameran Africa Aerospace and Defense (AAD) 2022 di Pretoria, 21-25 September.
Ghaazim Rylands, CEO Milkor Integrated Systems, sebuah divisi Milkor untuk pembuatan dan integrasi Milkor 380 UCAV mengatakan kepada Janes (22/9), prototipe pertama Milkor 380 sedang menjalani pengujian darat dan integrasi dengan berbagai amunisi menggunakan lima cantelan. Sementara prototipe kedua sedang diproduksi.
Milkor telah menggabungkan munisi berpemandu presisi (PGM) EDGE Al-Tariq-S MK 81 X-series (dengan pencari laser) buatan Uni Emirat Arab (UEA) pada gantungan tengah badan pesawat.
Lalu dua EDGE Halcon Systems Desert Sting DS-16 dipandu bom dipasang pada rak ganda EDGE di salah satu dari dua cantelan di setiap sayap.
Juga produk dari Thales Belgium SA (sebelumnya Forges de Zeebrugge – FZ) yakni dua tabung peluncur roket ringan berpemandu laser FZ602 yang dapat digunakan kembali di cantelan lainnya.
Di bagian badan tengah juga dapat dilengkapi dengan pod Self Contained Aerial Reconnaissance (SCAR) dari Airborne Technologies yang dimodifikasi untuk UAV.
Milkor 380 dilengkapi dengan turet multispektral elektro-optik/inframerah (EO/IR) L3Harris Wescam MX-15, dan juga dapat dilengkapi dengan radar aperture sintetis (SAR) Thales untuk aplikasi patroli maritim.
Pesawat dengan rentang sayap 18,6 m ini dilengkapi mesin model pusher dan ekor model V.
Milkor 380 memiliki berat lepas landas maksimum (MTOW) 1.300 kg, kapasitas muatan eksternal 210 kg, dengan daya tahan maksimum 35 jam.
Platform Milkor 380 dirancang dengan mempertimbangkan medan perang modern.
Hal ini memungkinkan sistem untuk bertindak sebagai “penjaga di langit” selama operasi yang kompleks.
-RBS-