USAF akan jual dua AT-6 dan tiga A-29 miliknya

AT-6 dan A-29USAF

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Lebih dari dua tahun lalu, Angkatan Udara AS (USAF) mengumumkan pembelian pesawat serang ringan bermesin turboprop Textron AT-6 dan Sierra Nevada Corp. A-29 (kerja sama dengan Embraer) dalam jumlah terbatas.

Namun sekarang, USAF tampaknya akan menyingkirkan pesawat tersebut. Kemungkinan besar dalam bentuk penjualan militer asing, seperti diberitakan oleh Air Force Magazine (10/8).

Saat ini, Komando Operasi Khusus dan Komando Tempur Udara (Air Force Special Operations Command and Air Combat Command) mengoperasikan dua unit AT-6 dan tiga A-29.

“Saat ini mereka mungkin akan dinyatakan sebagai kelebihan artikel pertahanan, dan kami akan mencari mitra misi lain yang mungkin ingin mengambilnya,” ujar Edward Stanhouse, wakil pejabat eksekutif program untuk intelijen, pengawasan, pengintaian, dan pasukan operasi khusus.

Kedua pesawat tersebut awalnya diusulkan sebagai bagian dari program Light Attack/Armed Reconnaissance (LAAR) Angkatan Udara AS yang dimulai tahun 2009.

Program ini akhirnya menjadi korban pemotongan anggaran tetapi dihidupkan kembali tahun 2017 sebagai program Light Attack Experiment (LAA). Selanjutnya AT-6 dan A-29 kembali masuk kompetisi dan dinobatkan sebagai finalis.

Pada tahun 2020, Angkatan Udara AS mengumumkan pembelian dua AT-6 dan dua A-29 yang diikuti dengan pembelian A-29 ketiga beberapa bulan kemudian. Lima pesawat tersebut berharga lebih dari 200 juta dolar AS.

Selanjutnya A-29 digunakan sebagai bagian dari misi penasihat luar negeri oleh Komando Operasi Khusus Angkatan Udara.

Sementara AT-6 digunakan juga untuk program Light-Attack Experimental (LAX) dengan Korps Marinir AS dan mitra dari negara-negara asing.

“Mereka digunakan untuk demonstrasi proof of concept oleh SOCOM dan Komando Tempur Udara,” kata Stanhouse.

Namun dalam perjalanannya, pembelian unit terbatas itu tidak memenuhi program pengadaan skala besar yang diinginkan sebelumnya.

Di lain pihak program Armed Overwatch yang diluncurkan oleh Komando Operasi Khusus AS (SOCOM) ditugaskan untuk mengidentifikasi platform serang ringan/ISR yang serupa.

Meskipun SOCOM memilih AT-6 dan A-29 di antara lima finalis untuk program tersebut, tetapi akhirnya memilih AT-802U Sky Warden sebagai pemenang.

Fakta ini menjadikan dua AT-6 dan tiga A-29 kemungkinan akan dinyatakan sebagai artikel pertahanan berlebih (excess defense articles/EDA) menurut Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA).

Istilah ini digunakan untuk peralatan atau platform yang melebihi Tujuan Akuisisi Kekuatan yang Disetujui dan Stok Retensi Kekuatan yang Disetujui dari semua Komponen Departemen Pertahanan.

Sebagai barang pertahanan berlebih, kedua jenis pesawat kemudian dapat ditransfer ke negara mitra asing, baik melalui persetujuan Kongres atau proses melalui Penjualan Militer Asing (FMS) biasa.

“Kemungkinannya berpotensi lewat FMS, karena saat ini kami memiliki mitra FMS yang juga menerbangkan AT-6 dan A-29. Jadi saya pikir ada sedikit minat asing,” kata Stanhouse.

Seperti diketahui, negara pengguna pesawat ringan A-29 (versi asli Brasil sebagai EMB-314 Super Tucano) saat ini diantaranya adalah Brasil, Chili, Kolombia, Ekuador, Nigeria, Indonesia, dan Filipina.

Sedangkan AT-6 baru digunakan (dipesan) oleh Angkatan Udara Thailand (RTAF) sebanyak delapan (versi serang ringan AT-6TH dan 12 versi latih T-6TH yang dikirimkan bergelombang mulai 2022-2023.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *