AIRSPACE-REVIEW.com – Militer Rusia akan segera mendapatkan helikopter angkut kelas medium terbaru Mi-38T tahun ini. Sebagai pengguna pertama adalah Angkatan Udara dan Angkatan Kedirgantaraan Rusia (VKS).
Hal ini dipastikan langsung oleh Komandan Angkatan Udara merangkap Wakil Komandan Tertinggi Angkatan Kedirgantaraan Rusia Sergei Dronov kepada TASS pada 12 Agustus lalu.
Pada tahap awal, dua unit Mi-38T yang akan diserahkan ke VKS. Disebutkan Kementerian Pertahanan Rusia telah memesan gelombang pertama pesawat sekira 15 unit .
Pengembangan heli Mi-38T sendiri terbilang cukup lama, memakan waktu hampir empat dekade.
Proyeknya telah dimulai pada era Uni Soviet tahun 1980-an sebagai pengganti keluarga heli Mi-8 dan Mi-17. Namun dengan runtuhnya Uni Soviet pada Desember 1991, program pengembangan heli ini menjadi terkatung-katung.
Sebagai penerus Uni Soviet, di awal milenium baru Rusia kembali melanjutkan pengembangan Mi-38. Purwarupa pertama terbang pada 22 Desember 2003.
Kemudian disusul kehadiran purwarupa kedua bermesin Pratt & Whitney Canada (PWC) PW127TS dan menggunakan instrumen penerbangan buatan Barat. Heli ini terbang perdana pada Desember 2010.
Karena keterbatasan anggaran pada masa itu, Mi-38 belum mendapatkan order pembelian dari Kementerian Pertahanan Rusia. Baru pada 2018 dipastikan heli versi militer berkode Mi-38T masuk jalur produksi.
Selanjutnya varian produksi pertama Mi-38T menjalani penerbangan perdananya pada minggu ketiga November 2018 dari kawasan pabrik Kazan Helicopters di Republik Tatarstan.
Semula heli ini akan diserahkan pada akhir Juni 2019, namun terjadi sedikit penundaan untuk perbaikan.
Sebagai penerus dan pengganti heli legendaris Mi-8/Mi-17, Mi-38T memiliki keunggulan yang lebih untuk ditawarkan. Lalu seperti apa kelebihannya?
Pertama adalah volume kabin Mi-38T yang lebih besar yakni 30 meter kubik dibanding Mi-8/17 yang hanya 23 meter kubik. Jumlah penumpang yang dapat diangkut pun meningkat dari 24 menjadi 30 orang pada Mi-38T.
Lalu kemampuan angkut muatan Mi-38T juga melonjak. Bawaan internal dari 4 ton menjadi 5 ton dan muatan eksternal dari 5 ton menjadi 6 ton dibanding pendahulunya.
Mi-38T juga mengadopsi glass cockpit baru IBKO-38 buatan Transas. Heli ini cukup diawaki oleh dua orang kru yakni pilot dan kopilot saja.
Keunggulan lain yang ditawarkan Mi-38T adalah pengunaan sistem autopilot. Sistem onboard-nya memungkinkan Mi-38T lepas landas, mendarat, dan terbang diam (hovering) di ketinggian yang ditentukan secara otomatis.
Untuk tenaga penggerak, Mi-38T menggunakan sepasang mesin Klimov seri TV7-117V turboshaft berdaya 2.800 hp setiap mesin. Mesin ini lebih kuat dibanding mesin Klimov VK-2500PS yang digunakan Mi-17 dengan tenaga 2.400 hp per mesin.
Rotor utama Mi-38T menggunakan enam bilah baling-baling. Sementara untuk rotor ekor empat bilah. Semua bilah baling-baling ini terbuat dari bahan campuran fiberglass ringan dan kuat.
Soal kinerja, Mi-38T mampu melesat maksimum 300 km/jam lebih cepat dibanding Mi-17 yang hanya 280 km/jam.
Dengan tangki bahan bakar ekstra, jangkauan terbang feri Mi-38T mencapai 1.300 km, jauh meningkat dibanding Mi-17 yang hanya 800 km.
Belum lagi ketinggian terbang maksimumnya, Mi-38T mencapai 8.620 meter atau 7.895 meter dengan 1.000 kg muatan. Sedangkan Mi-17 hanya 6.000 meter saja.
Namun demikian, kehadiran Mi-38T sendiri tak serta merta akan menggantikan sepenuhnya keberadaan heli Mi-17.
Seperti diketahui saat ini Kazan Helicopters bersama dengan Biro Desain Mil sedang mengembangkan versi upgrade Mi-17V5/172.
Versi terbaru keluarga Mi-17 ini masih memiliki peluang untuk menyerap pasar heli kelas medium dunia hingga kurun waktu 15-20 tahun kedepan.
Pada gelaran MAKS 2019 heli Mi-38T turut dihadirkan oleh sang induk perusahaan Russian Helicopters. Mengenakan seragam militer bercorak kamuflase digital Mi-38T tampak gagah dan menarik perhatian publik yang hadir.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron raider