AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada 2010 pabrik pesawat asal Serbia, UTVA, berhasil mengekspor pedana 20 pesawat latih Lasta (burung layang-layang) untuk Angkatan Udara (AU) Irak dan menyusul 15 lainnya untuk AU Serbia pada 2012.
Untuk menambah ceruk pasar, UTVA mulai mengembangkan pesawat serang darat ringan anti gerilya (COIN) berdasarkan Lasta yang dinamai Kobac (Elang kecil Eurasia).
Seperti halnya Lasta, pengembangan Kobac merupakan hasil kolaborasi UTVA dengan lnstitut Teknis Militer Beograd.
Meskipun Kobac didasarkan pada badan pesawat Lasta, ada banyak modifikasi disesuaikan dengan peran barunya tersebut.
Paling utama adalah penggunaan mesin turboprop baru yang lebih bertenaga. Tersedia dua pilihan yakni Pratt & Whitney Canada (PWC) PT6A -25C berdaya 750 shp atau Ivchenko-Progress Motor Sich AI-450S berdaya 730 shp.
Bagian belakang diperpanjang dan sirip baru telah dirancang ulang untuk menangani peningkatan tenaga. Juga mendapatkan tangki tip diujung sayap untuk menambah durasi terbang.
UTVA telah mendesain ulang area kokpit Kobac dengan kanopi baru yang menawarkan visibilitas yang lebih baik daripada Lasta.
Kursi belakang dinaikkan sekitar 10 cm untuk memberikan penglihatan ke depan yang lebih baik bagi awak kursi belakang.
Kobac dilengkapi dengan kursi ejeksi ringan Martin-Baker Mk 15B.
Kokpit tiga layar modern dipasang dengan tampilan multifungsi sentral yang besar untuk tampilan taktis dan citra sensor. Kobac menggunakan kontrol sistem dengan HOTAS (hands on throttle and stick).
Selanjutnya Kobac dilengkapi dengan sistem serangan dan navigasi lanjutan (ANS), termasuk sistem optoelektronik dengan kamera siang hari dan pencitraan termal serta pencari jarak laser.
Gantungan senjata juga ditambahkan. Bila pada Lasta hanya dua sedangkan Kobac memiliki lima cantelan untuk muatan hingga 500 kg.
Pada empat cantelan di sayap dapat membawa bom terjun bebas, peluncur roket berisi 7 atau 16 batang, dan pod untuk senapan mesin kaliber 12,7 mm atau 20 mm.
Selain itu Kobac dapat dibekali rudal udara ke udara dan rudal udara ke permukaan ringan.
Gantungan pada tengah badan pesawat dapat membawa pod peperangan elektronik.

Untuk spesifikasinya, Kobac memiliki panjang 7,9 m, rentang sayap 9,7 m, tinggi 2,8 m dan berat lepas landas maksimum (MTOW) mencapai 1.210 kg.
Untuk kinerjanya, Kobac memiliki kecepatan maksimum 345 km/jam dengan ketinggian maksimum hingga 6.000 m.
Sementara jangkauan operasinya mencapai 1.160 km. Kobac bisa terbang dan mendarat dari lapangan rumput atau tanah keras.
Keberadaan Kobac sendiri mulai diungkapkan kepada publik pada 2 April 2012 oleh Menteri Pertahanan Serbia Dragan Ĺ utanovac.
Namun hingga saat ini Kobac belum mendapatkan pinangan dari calon pengguna.
Rangga Baswara Sawiyya