AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Setelah embargo militer terhadap Iran dicabut oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB/UN) pada 18 Oktober 2020 ini, Teheran menyatakan siap untuk kembali melaksanakan pembelian maupun penjualan sistem persenjataan.
Juru bicara misi PBB Iran Alireza Miryousefi mengatakan hal itu kepada Newsweek.
Dijelaskan, Iran telah siap untuk membeli maupun menjual peralatan serta sistem persenjataan militer.
Meski begitu, ia belum menjelaskan lebih lanjut negara mana yang akan dihubungi terlebih dahulu.
Berita sebelumnya menyebutkan, Iran melirik tank tempur utama buatan China serta sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.
“Iran memiliki banyak teman dan mitra dagang, kami juga memiliki industri senjata domestik yang kuat untuk memastikan persyaratan pertahanannya terhadap agresi asing,” ujar Miryousefi seperti diberitakan Sputnik.
Ditambahkan, Iran akan berdagang atas dasar kepentingan nasional.
Seperti diketahui, Washington telah lama menentang pencabutan embargo militer terhadap Iran bahkan meminta PBB untuk melanjutkan blokade pembelian maupun penjualan persenjataan militer tersebut.
Namun di sisi yang lain, tindakan melarang Republik Islam untuk menjual atau membeli senjata dari negara lain justru telah membangkitkan Teheran mengembangkan industri pertahanan dalam negerinya dengan cepat.
Iran mendapat sanksi embargo militer dari PBB senjata sejak 2007. Pada 2015, Iran menandatangani kesepakatan JCPOA (Joint Comprehensive Plan of Action) dengan Rusia, China, Jerman, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.
Kesepakatan yang dikenal dengan sebutan Kesepakatan Nuklir Iran ini diabadikan dalam bentuk resolusi Dewan Keamanan PBB.
Namun, AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trump keluar dari kesepakatan JCPOA pada 2018.
Roni Sontani