AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kesuksesan Boeing meraih order F-15EX Advanced Eagle dari Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) yang satu dekade sebelum ini pernah menyatakan hanya akan membeli F-35 Lightning II untuk mengisi inventori armada jet tempurnya, tampaknya akan terus bergulir bak bola salju. Tak hanya potensi ekspor ke India dan Israel, jumlah yang akan dibeli USAF pun kemungkinan akan lebih banyak.
Seperti dilansir The Drive, kemungkinan penambahan order F-15EX bagi USAF itu tertuang secara resmi dalam dokumen “Justification and Approval (J&A) for Other Than Full and Open Competition”.
Dokumen resmi pemerintah AS itu memang wajib dirilis ke publik jika ada pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) militer yang nilainya besar, namun tidak melalui proses kompetisi atau tender normal pada umumnya.
Dalam dokumen yang kerap hanya disebut sebagai “J&A Document” itu, disebutkan bahwa “pembelian F-15EX dimaksudkan pada awalnya untuk menyegarkan armada F-15C/D yang sudah menua, sementara keputusan untuk penyegaran armada F-15E Strike Eagle belum diambil namun tetap merupakan sebuah opsi/kemungkinan”.
Kalimat penjelasan dalam dokumen tersebut membuka peluang Boeing untuk meraup lebih banyak order F-15EX dari yang semula diproyeksikan sekitar 144-200 unit, yang akan menggantikan armada F-15C/D di dua wing tempur USAF dan sejumlah skadron tempur Garda Nasional Udara (ANG).
Seperti diketahui, sebenarnya F-15E Strike Eagle memiliki kemampuan dan peran yang lebih luas daripada F-15C/D Eagle. Sementara F-15C/D adalah jet tempur penyergap dan keunggulan udara dengan kemampuan serang darat sangat terbatas. F-15E merupakan jet tempur multiperan dengan kemampuan penyerangan presisi jarak jauh serta berkemampuan melakukan serangan nuklir.
Jika usia F-15C “termuda” adalah sekitar 35 tahun, maka unit F-15E memasuki jajaran USAF dalam kurun 1989 – 2004.
Dengan kata lain, secara usia operasional F-15E memang relatif lebih muda namun perbedaannya tidak terpaut jauh. Saat F-15C/D seluruhnya digantikan F-15EX, maka usia armada F-15E pun akan nyaris sama dengan armada F-15C/D saat sekarang.
Secara teknis, penggantian F-15E Strike Eagle dengan F-15EX memang logis, mengingat F-15EX didesain dan dikembangkan dari basis F-15E itu sendiri.

F-15EX yang berkursi ganda (tandem) seperti F-15E itu memang memiliki fleksibilitas tinggi. Dalam peran sebagai pesawat tempur keunggulan udara dan penyergapan, F-15EX cukup diawaki seorang pilot saja. Namun, jika difungsikan sebagai pesawat penyerang jarak jauh, jet tempur itu barulah diawaki dua awak. Awak tambahan di kursi belakang bertindak sebagai operator sistem senjata (weapons system officer/WSO).
Satu hal menarik, jika kelak India memperoleh restu membeli F-15EX, merupakan kali pertama keluarga F-15 dijual ke negara non sekutu AS, maka tak salah jika jet tempur jarak jauh yang canggih ini kelak berkemungkinan masuk pertimbangan sebagai alutsista baru TNI AU.
Antonius KK