Intip Performa 12 CH-53K King Stallion, Heli Angkut Berat Baru untuk Korps Marinir AS

CH-53KSikorsky

AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Berdasar pengumuman yang disiarkan Lockheed Martin (17/5/2019), induk dari pabrik helikopter Sikorsky ini telah mendapatkan kontrak dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk memasok 12 heli angkut berat baru CH-53K King Stallion.

Total kontrak bernilai 1,13 miliar dolar AS ini termasuk selain pengadaan heli juga termasuk suku cadang, dukungan peralatan, dan dukungan program.

Kebutuhan USMC sendiri akan helikopter angkut berat berbasis kapal laut terbilang sangat mendesak. Armada lawas mereka CH-53E Super Stallion kinerjanya semakin berkurang. Bahkan sejak 2011-2012 beberapa helikopter telah dikandangkan karena telah mencapai batas usia strukturalnya.

Mulanya armada CH-53E akan dimodersisasi di tahun 2009, namun usaha ini tak berlanjut. Akhirnya USMC tertarik atas proposal dari Sikorsky yang menawarkan heli baru berkode CH-53X.

CH-53K
USMC

Pada April 2006, USMC memutuskan untuk mengakuisisi sebanyak 156-200 heli yang kemudian resmi berkode CH-53K King Stallion ini.

Pada 31 Mei 2013, USMC memberikan kontrak senilai 435 juta dolar AS kepada Sikorsky untuk pembuatan empat purwarupa CH-53K guna kebutuhan evaluasi operasional dan pengujian misi.

Pada 5 Mei 2014 helikopter CH-53K resmi diluncurkan oleh Sikorsky dan menjalani terbang perdana pada 27 Oktober 2015. Selanjutnya, CH-53K pertama dikirim ke USMC pada 16 Mei 2018.

Baca Juga: Yordania Akan Terima Empat Heli Angkut Superberat Mi-26T Tahun Ini

Peran yang akan diambil CH-53K sendiri tak berbeda dengan CH-53E. Hanya saja, kinerja dan spesifikasi CH-53K jauh lebih baik. Kapasitas angkut CH-53K tiga kali lebih besar dibanding CH-53E. Heli mampu memindahkan muatan hampir 13 ton pada radius yang sama sejauh 110 mil laut (203 km). CH-53K juga mampu mengangkat beban 16 ton melalui kait kargo eksternal seperti kendaraan tempur dan howitzer.

Sikorsky/Lockheed Martin

CH-53K akan bertugas dari kapal induk USMC guna mendukung operasi pendistribusian jauh ke pedalaman dari pusat operasi berbasis laut. Heli menjadi angkutan ekspedisi berat untuk kendaraan lapis baja, peralatan, dan personel.

Peran SAR tempur (CSAR) juga bisa dilakoni CH-53K, termasuk menjalankan misi kemanusian korban perang atau bencana alam.

Meski sosoknya terlihat serupa dengan CH-53E, namun sesungguhnya CH-53K adalah helikopter baru. Heli ini memiliki dimensi panjang 30,2 m, tinggi 8.46 m, dan diameter rotor utama 24 m.

Dibutuhkan lima personel untuk mengawaki CH-53K. Terdiri dari pilot, kopilot, dan tiga awak kabin untuk pembantu. Heli dapat memuat 37 personel pasukan bersenjata atau 55 penumpang dengan tempat duduk tambahan di bagian tengah lorong kabin.

USMC Sikorsky

Heli dengan MTOW 38,4 ton ini digerakkan menggunakan tiga mesin turboshaft General Electric GE38-1B dengan total daya 7.500 shp. Kecepatan terbang jelajah maksimum CH-53K mencapai 315 km/jam atau lebih cepat sekitar 37 km jam dibanding CH-53E. Ketinggian terbangnya hingga 4.380 m dengan radius tempur 214 km atau terbang jelajah sejauh 852 km.

Sikorsky sendiri baru akan mengirimkan pesanan selusin CH-53K untuk USMC mulai tahun 2022 dan tuntas pada akhir 2023. USMC berencana untuk memiliki delapan skadron aktif CH-53K, satu skuadron pelatihan, dan satu skuadron cadangan.

Di lingkungan USMC, CH-53K akan berfungsi sebagai helikopter angkut berat. Sementara heli hibrida MV-22 sebagai wahana angkut menengah dan heli UH-1Y untuk angkut ringan.

A Sikorsky CH-53K heavy lift helicopter was unloaded from the cargo bay of a C-17 Globemaster, which touched down in Holzdorf, Germany, ahead of its international debut at the ILA Berlin Air Show next month. Photo courtesy Sikorsky, a Lockheed Martin company. (PRNewsfoto/Lockheed Martin)

Selagi menunggu tambahan pasti dari USMC, Sikorsky juga telah menawarkan 40 unit CH-53K kepada Jerman sebagai pengganti CH-53G AU Jerman (Luftwaffe).

Dua negara lain yang juga telah menyatakan minat terhadap CH-53K adalah Israel untuk mengganti CH-53 Yasur milik Angkatan Udaranya (IAF) dan Jepang yang juga mencari penerus MH-53E Sea Dragon milik Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF).

Rangga Baswara Sawiyya

editor: ron raider

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *