ANGKASAREVIEW.COM – Sebuah pesawat kargo militer jatuh di negara bagian Georgia, AS selatan, Rabu (2/5/2018). Kecelakaan itu menewaskan lima orang kru dan penumpang di dalamnya.
Pesawat kargo C-130 Hercules nahas itu merupakan pesawat yang dioperasikan oleh Garda Nasional di Puerto Rico. Pesawat dikabarkan jatuh sekitar pukul 11:30 (12.30 waktu Jakarta) di dekat bandara Savannah.
“Ada lima korban jiwa,” kata juru bicara dari Garda Nasional Georgia.
Baca juga:
Banyak Kecelakaan, AD AS Tolak Pengiriman Heli Apache dari Boeing
Dua UAV Heron AL India Jatuh dalam Waktu Tiga Minggu, Ada Apa?
Foto-foto di Twitter menunjukkan puing pesawat yang dilalap api dan asap hitam mengepul.
Presiden AS Donald Trump kemudian langsung merespon kecelakaan tersebut lewat akun Tweeter. Ia mengatakan bahwa ia telah diberitahu tentang insiden itu, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
I have been briefed on the U.S. C-130 “Hercules” cargo plane from the Puerto Rico National Guard that crashed near Savannah Hilton Head International Airport. Please join me in thoughts and prayers for the victims, their families and the great men and women of the National Guard.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) May 2, 2018
Kecelakaan C-130 Hercules ini menambah catatan kelam penerbangan militer AS dalam beberapa pekan terakhir. Bulan lalu, satu unit F-16 jatuh di dekat Las Vegas dan menewaskan pilotnya.
Hanya sehari sebelumnya, empat anggota awak tewas ketika sebuah helikopter Korps Marinir jatuh ketika sedang menjalani misi pelatihan rutin di California Selatan.
Catatan itu belum termasuk kecelakaan pesawat militer AS di Afrika. Satu unit AV-8 Harrier II milik Korps Marinir AS juga jatuh di Djibouti. Kecelakaan ini diikuti oleh insiden jatuhnya helikopter CH-53 beberapa hari kemudian di Pantai Arta. Walau tidak mengalami total lost, namun dua kejadian itu memaksa Pentagon menghentikan seluruh penerbangan militer AS di Djibouti.
Menurut Times Militer, kecelakaan yang melibatkan pesawat berawak militer meningkat hampir 40 persen dari tahun 2013 hingga 2017.
Beberapa riset mengatakan, naiknya jumlah kecelakaan ini bertepatan dengan pemotongan anggaran dari 2013, yang berdampak pada pelatihan dan kesiapan pesawat. (IAN)