Perancis-Jerman Bangun Pabrik Pesawat Tempur Baru

thelocak.fr

ANGKASAREVIEW.COM – Setelah sebelumnya santer diberitakan bahwa Airbus dan Dassault akan bergandengan mengembangkan jet tempur masa depan. Kamis (26/4/2018), pemerintah Perancis dan Jerman secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama bilateral tersebut. Ini merupakan awal kerja sama untuk membangun pesawat tempur baru dalam menghadapi meningkatnya ketegangan militer dengan Rusia.

Selain Rusia, komitmen untuk membangun pesawat tempur yang akan menelan biaya miliaran dolar ini juga memiliki target lain, yaitu Washington.

Jerman dan Perancis berharap pesawat tempur baru ini akan membuat negara sekutu mereka di Eropa mengalihkan pembelian pesawat buatan AS ke buatan Eropa sendiri.

Baca juga:
ILA 2018: Tawarkan CH-47 Chinook, Boeing Gandeng 10 Industri Ternama di Jerman
Perancis Genjot Pembelian Rafale, Tahun 2025 Punya 171 Unit

Rencana Inggris, Norwegia, Italia, Belanda, dan Denmark menggunakan F-35 Lightning II membuat jengkel pabrikan Eropa, seperti Airbus dan Dassault Aviation yang telah berusaha menjual produk mereka ke negara-negara terebut.

Pada hari Kamis, (26/4/2018) Menteri Pertahanan Jerman  Ursula von der Leyen dan rekan Prancisnya Florence Parly, menandatangani perjanjian di Berlin untuk bersama-sama mengembangkan sebuah merek pesawat tempur yang ditargetkan baru akan mengudara sekitar tahun 2040.

Kerja sama jangka panjang ini melibatkan dua pabrikan unggulan, yaitu Dassault Aviation dan Airbus.

Kesepakatan itu datang pada saat Jerman dan Perancis berjanji untuk meningkatkan belanja militer lantaran ketegangan dengan Rusia. Kedua negara juga berkomitmen untuk bekerja sama dalam pengembangan pesawat tanpa awak dan tank.

“Proyek-proyek ini akan membantu membangun pertahanan Eropa yang kuat seperti yang kami inginkan,” kata Ms Parly.

Ketika Eropa memulai pengembangan pesawat tempur Eurofighter Typhoon, Prancis tiba-tiba menyatakan keluar dari kerja sama tersebut dan memilih untuk membangun pesawat Rafale sendiri.

“Proye ini akan memperkuat hubungan politik dan militer antara negara-negara inti di Eropa dan itu akan menghidupkan kembali industri kedirgantaraan,” ujar Chief Executive Dassault Aviation Eric Trappier. (IAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *