AIRSPACE REVIEW – Korea Selatan telah menunjuk L3Harris perusahaan asal Amerika Serikat untuk memasok pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C) generasi baru.
Anggaran untuk pembelian empat jet misi khusus ini dilaporkan mencapai 3 triliun won atau sekitar 2,2 miliar USD.
Inti dari pesawat AEW&C baru ini adalah radar EL/W-2085 AESA buatan Elta dari Israel.
Sistem tersebut menggunakan array konformal yang dipasang di samping badan pesawat dengan antena tambahan di hidung dan ekor untuk membentuk gambar azimuth penuh 360 derajat.
Sistem ini sebelumnya telah digunakan pada platform untuk Angkatan Udara Israel, Italia, dan Singapura, menggantikan rotodome dorsal klasik.
Model baru ini memiliki hambatan yang lebih rendah dan kinerja ketinggian yang lebih baik.
Konfigurasi yang dipilih adalah AESA Gallium Nitrida dual-band, sebuah pilihan yang membantu pencarian volume jarak jauh sekaligus menjaga kualitas lintasan pada target kecil terbang rendah.
Sistem di pesawat juga mencakup perangkat IFF, ESM, dan tautan data aman modern.
Dengan sistem ini, RoKAF akan mendapatkan simpul komando multi sensor yang mampu mendeteksi, mengidentifikasi, dan mengelola gambar udara kompleks di wilayah pertempuran udara.
L3Harris akan menggunakan platform Bombardier Global 6500 buatan Kanada, jet bisnis berkabin besar, bermesin turbofan yang efisien, dan performa ketinggian tinggi, serta mampu beroperasi lama tanpa dukungan pesawat tanker.
Keputusan ini menunjukkan Seoul memilih platform kelas jet bisnis lebih kecil yang efisien, menjanjikan biaya operasional lebih rendah.
Sebelumnya Angkatan Udara Korea Selatan (RoKAF) telah memiliki pesawat lebih besar yakni Boeing E-737 yang diperoleh melalui program Peace Eye satu dekade lalu.
RoKAF bermaksud untuk dapat mengoperasikan keempat pesawat AEW&C generasi baru ini pada tahun 2032. (RBS)