AIRSPACE REVIEW – Sebuah anak perusahaan milik negara Ruisia, Rostec, dilaporkan telah menandatangani kontrak senilai 720 juta rubel atau sekitar 7,4 juta dolar AS untuk memperoleh komponen peperangan elektronik (EW) dari Jerman dan Amerika Serikat.
Padahal seperti diketahui, Rusia sendiri telah diberi sanksi oleh Barat sejak penyerbuannya ke Ukraina.
Menurut laporan Militarnyi, anak perusahaan Rostec tersebut adalah Institut Teknik Radio Penelitian Kaluga (KNIRTI), pengembang sistem peperangan elektronik untuk pesawat tempur Sukhoi. Kontrak telah ditandatangani pada Desember 2024.
Kesepakatan tersebut mencakup peralatan dari perusahaan teknologi Jerman Rohde & Schwarz dan perusahaan dari AS, Keysigh.
Kontrak tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar peralatan, senilai 620 juta rubel (6,36 juta dolar AS) akan dipasok oleh Rohde & Schwarz dengan produksi di Jerman, Republik Ceko, dan Malaysia.
Perusahaan Jerman tersebut mengkhususkan diri dalam peralatan elektronik canggih dan telah memasok teknologi militer ke anggota NATO, termasuk Jerman, Norwegia, dan Kanada.
Berdasarkan spesifikasi kontrak, KNIRTI mencari penganalisis sinyal canggih, generator sinyal analog, penganalisis jaringan vektor, catu daya, dan osiloskop.
Tambahan 100 juta rubel (1,02 juta dolar AS) lainnya akan dialokasikan untuk pembelian multimeter dan penganalisis frekuensi ultra tinggi dari Keysight. Produksinya akan dilakukan di fasilitas perusahaan di Malaysia.
KNIRTI merupakan pengembang utama sistem EW. Perusahaan yang merupakan bagian dari Radio-Electronic Technologies Concern di bawah naungan Rostec ini didirikan pada tahun 1957. (RBS)
Sulit dan tdk bisa bangsa eropa mau berhenti bekerja sama dgn rusia….karena pasokan gas rusia yg melimpah sangat di perlukan dan di gunakan oleh bangsa2_eropa selama ini…akhirnya mereka pada punya wajah bermuka dua..ke AS oke..ke rusia juga oke