Mendapat pesanan hampir 500 unit, Dassault ingin tingkatkan produksi 3 Rafale setiap bulan

RafaleIMGUR

AIRSPACE REVIEW – Popularitas jet temper Rafale buatan Dassault Aviation, Perancis sedang berada di puncaknya. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pemesanan terhadap jet termpur bersayap delta dan bermesin ganda M88 buatan Safran ini.

Dassault mencatat, saat ini masih ada 211 unit Rafale yang masih harus dikirim ke pemesan dan lebih banyak pesanan potensial yang datang.

Untuk itu, perusahaan bermaksud untuk meningkatkan rate produksi jet Rafale setiap bulannya.

Tahun 2023 lalu, Dassault menerima 60 pesanan baru untuk Rafale di mana 42 di antaranya adalah pesanan untuk Angkatan Udara dan Antariksa Perancis. Pengiriman pesawat akan dilaksanakan pada tahun 2027 hingga 2032.

Sementara pesanan 18 unit lainnya dibukukan oleh Indonesia yang memesan total 42 pesawat di mana sebelumnya telah ditandatangani pemesanan 6 pesawat (batch 1) dan 18 pesawat (batch 2).

Di tahun sebelumnya, pada 2022, Dassault mendapatkan pesanan Rafale sebanyak 92 unit.

Dengan pesanan yang banyak tersebut, Dassault ingin mengirimkan 15 unit Rafale ke pelanggan pada tahun 2023. Namun, target tersebut tidak tercapai karena hanya 13 unit Rafale saja yang terkirim.

CEO Dassault Aviation, Eric Trappier, pada 6 Maret 2024 mengatakan, pihaknya sedang berupaya menuju Fase 2. Ini berarti produksi akan ditingkatkan meningkat menjadi hampir dua jet setiap bulan. Target awal untuk tahun 2024 adalah pengiriman sebanyak 20 unit.

Dalam jangka menengah, menurut Trappier, tingkat produksi tahunan harus terus meningkat dan stabil setidaknya dapat terkirim 23 unit di tahun 2025.

“Kami sedang bertransisi untuk memproduksi 3 pesawat per bulan, dari tingkat unit yang lebih rendah pada tahun 2020, ketika produksi stagnan,” jelas Trappier.

Dari total 495 unit Rafale yang telah dipesan saat ini, sebanyak 234 unit di antaranya untuk militer Prancis dan 261 untuk pelanggan internasional, di luar Rafale bekas militer Prancis yang dijual ke pelanggan asing.

Sebanyak 211 unit Rafale masih perlu diproduksi pada akhir tahun 2023, dengan rincian 141 untuk ekspor dan 70 untuk Prancis.

Di satu sisi, penundaan ini menjamin masa depan program setidaknya selama sepuluh tahun. Namun di sisi lain, Dassault tetap berkomitmen untuk membuat lebih banyak pelanggan agar tertarik dengan Rafale.

Menurut Trappier, diskusi berlanjut dengan Arab Saudi membuka peluang bagi eskpor 54 unit Rafale ke negara kaya itu. Namun, di sisi yang lain, untuk mendapatkan kue ini masih ada persaingan ketat dengan Eurofighter Typhoon dan Boeing F-15EX.

Angkatan Udara dan Luar Angkasa Prancis sendiri, saat ini sedang mempersiapkan standar Rafale F5 yang direncanakan, sebagai salah satu standar Rafale yang paling canggih. Dassault mengharapkan, pesanan untuk varian Rafale ini akan datang pada akhir tahun ini. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *