Pembicaraan pejabat tinggi Bundeswehr bocor ke publik, Kanselir Scholz tetap menentang pengiriman rudal jelajah jarak jauh Taurus ke Ukraina

Taurus missileShutterstock Via Deutsche Welle

AIRSPACE REVIEW – Kanselir Jerman Olaf Scholz berulang kali menyatakan bahwa ia tidak akan mengirimkan rudal jelajah jarak jauh Taurus ke Ukraina. Segala upaya untuk mengirimkan rudal tersebut akan ditentangnya.

Dalam sebuah acara di Munich, Jerman pada hari Jumat, Scholz kembali berargumen bahwa mengirimkan senjata tersebut ke Ukraina akan berisiko membuat negaranya terseret ke dalam konflik.

Pernyataan Scholz itu disampaikan setelah bocornya ke publik pembicaraan pejabat tinggi Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr), seperti dilaporkan Frankfurter Allgemeine Zeitung. Scholz bersikukuh untuk tetap menentang pengalihan rudal jelajah jarak jauh ke rezim Kiev, tulis publikasi tersebut dikutip Sputnik.

Outlet Jerman tersebut menerbitkan percakapan telepon yang disadap di mana perwakilan Bundeswehr membahas potensi serangan di Jembatan Krimea menggunakan rudal Taurus.

Sementara Scholz pernah menyatakan bahwa pasukan Inggris dan Prancis telah membantu Ukraina dengan menembakkan rudal jelajah jarak jauh SCALP dan Storm Shadow ke sasaran Rusia.

Pada hari Jumat, Margarita Simonyan, Pemimpin Redaksi Russia Today dan grup media Rossiya Segodnya (perusahaan induk Sputnik), menerbitkan teks percakapan antara empat perwakilan Bundeswehr di platform WebEx. Percakapan tersebut membahas potensi serangan di Jembatan Krimea dengan rudal Taurus dan masalah lainnya.

Kantor berita Jerman DPA melaporkan bahwa bocoran percakapan yang terjadi pada 19 Februari itu adalah asli. Kementerian Luar Negeri Rusia menuntut penjelasan segera dari Berlin mengenai rekaman audio tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa upaya pemerintah Jerman untuk menghindari pertanyaan tersebut akan dianggap sebagai pengakuan bersalah.

Kanselir Jerman menyatakan, rudal Taurus memiliki jangkauan 310 mil (500 km), cukup panjang untuk mencapai wilayah Rusia dan hal ini akan menjadikan Jerman pihak yang terlibat dalam konflik Ukraina.

“Ini adalah keputusan yang saya ambil sebagai kanselir, dan saya mendukungnya dengan cara yang sama, bahwa ini bukanlah sesuatu yang dapat kami sampaikan pada saat ini,” kata Scholz.

Sebelumnya, pada Februari lalu, parlemen Jerman Bundestag memberikan suara mendukung rancangan resolusi yang diajukan oleh Partai Sosial Demokrat Scholz, Partai Demokrat Bebas, dan Partai Hijau mengenai pasokan sistem senjata jarak jauh ke Ukraina. Namun, rudal Taurus tidak disebutkan dalam dokumen tersebut.

Scholz mendapat kritik setelah dia menyimpulkan bahwa Jerman akan menolak untuk terlibat dengan apa yang dilakukan militer Inggris dan Prancis dengan membantu Ukraina menembakkan rudal jelajah jarak jauh SCALP dan Storm Shadow. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *