Efek perang Rusia-Ukraina, ekspor senjata AS mencetak rekor penjualan baru pada 2023 lalu

HIMARSRaytheon

PENJUALAN SENJATA Amerika Serikat (AS) di luar negeri meningkat tajam tahun 2023 lalu, mencapai rekor total 238 miliar USD karena efek serbuan Rusia ke Ukraina memicu permintaan tersebut.

Pemerintah AS secara langsung menegosiasikan penjualan senilai 81 miliar, meningkat 56% dari tahun 2022. Sisanya merupakan penjualan langsung oleh perusahaan pertahanan AS ke negara asing.

Pada tahun 2023, AS mengalami peningkatan luar biasa dalam ekspor senjatanya ke pasar internasional, sehingga mencapai rekor tertinggi baru. Lonjakan penjualan peralatan militer ke luar ini terutama disebabkan oleh konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, yang telah menciptakan peningkatan permintaan akan persenjataan canggih di antara beberapa negara yang terlibat dalam lanskap pertahanan dan keamanan global.

Perang Ukraina, yang sebenarnya telah dimulai pada tahun 2014 dengan invasi Rusia ke Krimea, terus berkembang dan meningkat selama bertahun-tahun. Puncaknya serbuan militer Rusia ke wilayah Ukraina pada Februari 2022.

Sebagai konsekuensinya, negara-negara di Eropa Timur, serta sekutu-sekutu Barat tertentu, sangat tertarik untuk memperkuat kemampuan militer mereka guna menjamin keamanan mereka dan bertindak sebagai pencegah terhadap calon agresor.

AS, sebagai pemasok senjata terkemuka di dunia, telah memanfaatkan peluang yang muncul dari tingginya permintaan ini, sehingga menghasilkan peningkatan signifikan dalam ekspor industri pertahanannya.

Dilansir oleh Army Recognition, beberapa faktor utama berkontribusi terhadap rekor penjualan senjata yang memecahkan rekor pada tahun 2023:

Pertama, peningkatan permintaan peralatan militer didorong oleh negara-negara yang dekat dengan Ukraina dan negara-negara yang sangat khawatir dengan dampak konflik. Lonjakan permintaan ini mencakup berbagai aset pertahanan, termasuk tank, kendaraan lapis baja, sistem rudal, dan senjata ringan.

Kedua, kebijakan luar negeri AS telah memainkan peran penting dalam mendorong dukungan internasional terhadap Ukraina dan sekutunya. Pemberian bantuan militer oleh pemerintah AS, ditambah dengan upayanya untuk membujuk negara-negara lain agar melakukan hal yang sama, semakin meningkatkan permintaan akan persenjataan buatan AS, sejalan dengan kepentingan strategis Paman Sam di kawasan.

Ketiga, AS dalam hal teknologi pertahanan yang canggih telah menjadi kekuatan pendorong yang signifikan di balik lonjakan penjualan senjata. Hal ini mencakup sistem pertahanan rudal yang canggih, drone, dan peralatan komunikasi canggih, yang semuanya sangat dicari oleh negara-negara yang ingin memodernisasi angkatan bersenjata mereka.

Keempat, upaya kolaboratif antara perusahaan pertahanan AS dan mitra internasional juga telah menyederhanakan proses pemenuhan pesanan, memastikan pengiriman sistem persenjataan berkualitas tinggi dengan cepat dan efisien.

Terakhir, kebijakan pengendalian ekspor pemerintah AS telah memainkan peran penting dalam menjaga integritas penjualan senjata, memastikan bahwa persenjataan sampai ke pihak yang bertanggung jawab dan tidak menimbulkan risiko terhadap stabilitas global.

Meskipun lonjakan penjualan senjata AS tidak diragukan lagi merupakan konsekuensi dari perang Ukraina, hal ini menimbulkan pertanyaan penting mengenai implikasi jangka panjang dari transaksi-transaksi tersebut.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *