Israel kaget dan kecolongan: Kemampuan tempur Hamas meningkat pesat

Brigade Al-Qassam HamasXinhua

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Israel telah dibuat kaget sekaligus kecolongan oleh serangan mendadak yang dilakukan militan Hamas Palestina pada Sabtu pagi, 7 Oktober 2023. Serangan ini bertepatan dengan 50 tahun Perang Yom Kippur yang terjadi pada 6-26 Oktober 1973 silam.

Para pejuang Hamas dengan dipimpin oleh Brigade Al-Qassam mendobrak tembok dan pagar tinggi perbatasan Jalur Gaza. Mereka menyerbu masuk hingga ke pangkalan-pangkalan militer Israel di mana di sana terdapat kendaraan-kendaraan tempur militer Israel.

Para pejuang Hamas melakukan penyerbuan dengan berbagai cara, selain merobohkan pagar, juga dengan cara melintas via udara menggunakan paramotor dan terjun payung.

Hamas juga kini sudah menggunakan drone kamikaze. Sedikitnya 35 drone ini diterbangkan di awal pembuka serangan.

Sementara lebih dari 3.000 roket diluncurkan Hamas dari Jalur Gaza mengarah ke Tel Aviv. Serangan roket pada malam hari terus dilakukan dengan ratusan roket diluncurkan secara simultan, membuat sistem pertahanan Kubah Besi Israel kewalahan.

Pengamat Timur Tengah Hasibullah Satrawi dalam wawancara dengan Fitri Megantara di MetroTV pada Senin petang mengatakan, sedikitnya ada dua hal yang membuat serangan besar-besaran Hamas berhasil dilakukan terhadap Israel.

Pertama, pasukan Hamas telah mencapai peningkatan kemampuan bertempur yang meningkat pesat serta memiliki persenjataan yang cukup signifikan dibandingkan puluhan tahun lalu. Hal ini tidak diduga oleh pihak Israel yang sekaligus membuatnya kaget.

Kecolongannya Israel oleh serangan mendadak Hamas bahkan menjadi topik perbincangan para ahli militer dan ahli persenjataan, termsuk di dalam negeri Israel.

Faktor kedua, lanjut Hasibullah, terjadinya pelemahan di pihak internal Israel yang diakibatkan oleh dinamika masalah politik dan hukum di dalam negeri.

Misalnya adalah upaya reformasi kehakiman yang dianggap ada kaitannya dengan siasat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rangka menyelamatkan diri dari kasus hukum yang dituduhkan kepadanya.

Begitu juga dengan fakta bahwa dalam tiga tahun terakhir di mana telah terjadi lima kali pemilu di Israel.

Hal ini menunjukkan terjadinya deadlock politik yang cukup serius di kalangan elite Israel.

“Mungkin saja, saya tidak tahu, bisa berdampak terhadap pada kinerja pemerintah termasuk bagaimana mengantisipasi serangan dari luar, seperti yang dilakukan Hamas,” ujarnya.

Dengan kejadian ini, lanjut Hasibullah, Israel terbelalak menyadari kekuatan Hamas hari ini.

Padahal, Israel punya tembok yang tinggi, senjata yang canggih, dan memiliki angkatan bersenjata yang tangguh dan diperhitungkan di dunia,.

Akibatnya, banyak korban jiwa di pihak Israel yang hari ini telah mencapai lebih dari 700 orang.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *