AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia telah memperkenalkan rudal jelajah jarak jauh baru yang diluncurkan dari udara yaitu Kh-BD. Rudal ini disebut siap mempersenjatai pembom strategis Tu-160 Blackjack.
Rudal Kh-BD terbilang masih misterius. Rudal ini disinyalir telah dikembangkan selama beberapa waktu, namun belum ada gambar yang dikonfirmasi yang pernah dirilis.
Dilansir oleh The War Zone (19/9), rudal ini awalnya direncanakan untuk mempersenjatai pembom siluman PAK DA yang tengah dikembangkan oleh Biro Desain Tupolev.
Letnan Jenderal Sergey Kobylash, Komandan Penerbangan Jarak Jauh Rusia (cabang yang bertanggung jawab atas pembom dan pembawa rudal jelajah) mengumumkan bahwa Tu-160 kini membawa rudal Kh-BD.
Pernyataan tersebut disampaikan saat kunjungan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu ke Lapangan Udara Knevichi, bagian dari Bandara Internasional Vladivostok, di Timur Jauh Rusia belum lama ini.
Menurut kantor berita Rusia TASS, pembom Tu-160 dapat membawa 12 rudal Kh-BD, masing-masing enam di setiap dua peluncur putar yang ada di ruang senjata internalnya .
Namun yang paling menonjol terkait rudal jelajah baru ini adalah pernyataan Sergey Kobylash yang menyebut Kh-BD memiliki jangkauan lebih dari 4.000 mil atau setara 6.500 km.
Sebelumnya, beredar rumor bahwa Kh-BD memiliki jangkauan 50 persen lebih jauh dibandingkan Kh-101 saat ini (NATO AS-23A Kodiak), yang juga digunakan oleh Tu-160 dan memiliki jangkauan sekitar 3.700 mil.
Jika angka yang diberikan oleh Sergey Kobylash benar, maka Kh-BD memiliki jangkauan yang lebih jauh dari yang diperkirakan sebelumnya.
Pengembangan rudal Kh-BD kemungkinan besar didasarkan pada Kh-101 yang sudah ada dan versi rudal berkemampuan nuklir Kh-102.
Jika Kh-BD merupakan pengembangan evolusioner dari Kh-101/102, pada titik ini belum jelas bagaimana rudal ini bisa mencapai jangkauan yang jauh lebih jauhm
Salah satu kemungkinannya adalah miniaturisasi komponen internalnya, termasuk hulu ledak. Hal ini untuk memberikan ruang lebih banyak bahan bakar untuk menggerakkan mesin turbojetnya.
Mesin yang lebih efisien dan/atau jenis bahan bakar yang berbeda juga dapat berkontribusi pada jangkauan yang lebih jauh begitu pula penyempurnaan aerodinamis tertentu.
Desain Kh-101/102 sudah memiliki fitur radar cross-section yang rendah, mengurangi kemungkinan terdeteksi oleh pertahanan udara musuh, dan atribut yang sama hampir pasti akan ditemukan pada Kh-BD.
Laporan pertama mengenai perkembangan Kh-BD (yang dua huruf terakhirnya merupakan singkatan dari Bolshoi Dalnosti atau ‘jarak jauh’ dalam bahasa Rusia) mulai muncul pada tahun 2017.
Namun sebelum itu, pada Agustus 2013, perusahaan Raduga yang berbasis di Dubna, di Oblast Moskow, telah menerima kontrak Kementerian Pertahanan Rusia untuk penelitian dan pengembangan Kh-BD, yang juga dikenal sebagai izdeliye 506.
Berdasarkan kontrak tersebut, uji terbang rudal baru tersebut diharapkan akan dimulai pada tahun 2018, sehingga uji coba penerimaan negara akan selesai pada tahun 2020. Namun, tampaknya jadwal tersebut tidak terpenuhi atau sedikit molor.
Tampaknya, pada akhirnya, Kh-BD dapat menggantikan Kh-101 berhulu ledak konvensional (yang telah digunakan dalam pertempuran di Suriah dan perang di Ukraina) dan Kh-102 yang memiliki hulu ledak nuklir.
Jangkauan maksimum rudal Kh-101 saat ini dilaporkan antara 1.864 dan 2.485 mil dan Kh-102 dikatakan mampu terbang lebih jauh berkat hulu ledaknya yang lebih ringan.
Dengan asumsi jangkauan 2.485 mil untuk Kh-101/102, Tu-160 dapat tetap berada jauh di dalam wilayah udara Rusia dan masih dapat menyerang sasaran hampir di mana saja di Eropa.
Bahkan terbang langsung di atas pangkalan Tu-160 di Engels di Rusia tengah, sebagian besar Eropa Barat tetap berisiko.
Begitupun dengan Kh-BD, dengan jangkauan yang dikatakan berada di kisaran 3.700-4.000 mil, maka Tu-160 cukup terbang dari wilayah Rusia Tengah untuk menyasar target di seluruh wilayah Eropa.
-RBS-