Sepuluh senjata maut Rusia dalam perang di Ukraina yang terbukti ampuh (Bagian-1)

Rudal Russia 3M-54 KalibrYouTube
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Selama Operasi Militer Khusus Rusia terhadap Ukraina, beragam senjata digunakan militer Rusia dalam perang yang telah berlangsung selama 17 bulan ini.

Dari sederet senjata tersebut, setidaknya ada 10 persenjatan maut Rusia yang terbukti ampuh dan meraih kesuksesan dalam pertempuran alias battle proven. Berikut ulasan dari Airspace Review, selamat membaca.

Pada awal-awal Operasi Militer Khusus, militer Rusia banyak melepaskan rudal jelajah presisi tinggi untuk menghantam target militer strategis Ukraina juga infrastruktur fital seperti pembangkit listrik, jembatan dan lainnya.

Kalibr

Rudal Kalibr Rusia

Misil pertama yang digunakan adalah dari keluarga rudal jelajah 3M54 Kalibr atau dikenal juga sebagai 3M14 Biryuza.

Mulai dikembangkan sejak 1990 oleh tim Novator Design Bureau, KTRV, MKB Fakel, NPO Mash, Raduga, NPO Zvezda Strela. Mulai diproduksi sejak 1994.

Misil yang dijuluki NATO sebagai SS-N-27 Sizzler dan SS-N-30A ini berjangkauan mulai terdekat dari 50 km hingga terjauh 4.500 km.

Kalibr terdiri dari beberapa varian, ada yang diluncurkan dari kapal permukaan, kapal selam, pesawat terbang, truk (TEL) hingga dalam kontainer yang dapat dipindahkan.

Misil memiliki berat bervariasi sesuai varian, mulai dari 1.300 kg, 1.780 kg, dan 2.300 kg. Panjangnya dari 6,2 m hingga 8,9 m, dan diameter 53 cm. Hulu ledaknya 400–500 kg HE atau termonuklir.

Sebagai penggeraknya berupa kombinasi motor roket bahan bakar padat multi-tahap dan mesin turbojet, dengan kecepatan maksimum 0,8–2,5–3,0 Mach.

Misi dibekali sistem bimbingan inersia plus homing radar aktif terminal dan GLONASS dengan tingkat kesalahan melingkar (CEP) hanya 2-3 meter saja

Kh-101

Rudal Kh-101 Rusia_TASS_MOD_ Airspace Review
TASS/MOD

Senjata presisi kedua adalah adalah rudal jelajah Kh-101 yang diluncurkan dari udara menggunakan pesawat pembom strategis seperti Tu-95MS dan Tu-160M.

Salah satu fitur unggulan dari Kh-101 yakni telah mengadopsi desain siluman (stealth) sehingga susah dilacak kehadirannya selama pelayarannya menuju target yang dituju.

Kh-101 menjalankan debutnya saat digunakan selama aksi militer Rusia di Suriah tahun 2015 hingga 2017.

Untuk dimensinya, rudal Kh-101 memiliki panjang 7,54 m dan diameter 0,51 m. Berat peluncuran Kh-101 mencapai 2,3 ton.

Setiap pembom strategis Tu-95MS mampu membawa hingga enam rudal Kh-101 yang dipasang secara eksternal. Sementara perut Tu-160M dibekali sistem revolver berisi 6 rudal.

Kh-101 dilengkapi dengan mesin turbofan dan membawa hulu ledak normal seberat 450 kg dengan bahan peledak yang sangat kuat.

Rudal jelajah ini dilengkapi dengan sistem elektro-optik untuk mengoreksi lintasan penerbangan dan dengan sistem panduan TV untuk panduan terminal.

Menurut pabrikannya, target eror (CEP) Kh-101 hanya sekitar 10 m, tergolong sangat presisi. Sebuah parameter yang sangat baik untuk rudal dengan jangkauan ribuan kilometer.

Kh-101 memiliki saudara kembar yakni Kh-102 dengan tampilan dan perlengkapan sistem yang identik, yang membedakan keduanya adalah hulu ledaknya. Kh-102 dilengkapi hulu ledak nuklir dengan daya ledak hingga 250 kt.

Baik rudal Kh-101 dan Kh-102 memiliki kecepatan hingga Mach 0,9 dan bisa terbang sangat rendah, dari 30-70 m, yang membuatnya sulit untuk dicegat.

Dengan jangkauan 4.000 hingga 6.000 km, ini dianggap sebagai rudal jelajah terlama menjelajah di dunia saat ini, melampaui semua produk dari produk sejenis yang ada.

Sebagai perbandingan, rudal jelajah Tomahawk milik Amerika Serikat hanya berjangkauan setara dengan misil Kalibr Rusia, yakni sekitar 2.500 km. Dengan demikian, jangkauan Kh-101/102 menjadi 2,5 kali lebih tinggi.

Dengan jarak yang begitu jauh, pesawat pembom Rusia dapat meluncurkan rudal Kh-101/102 dari jarak yang aman tanpa mengkhawatirkan sistem pertahanan udara musuh.

Kinzhal

Kinzhal
REUTERS

Selanjutnya senjata presisi jarak jauh ketiga adalah misil strategis baru Rusia Kh-47M2 Kinzhal (Belati), yang merupakan rudal udara ke darat hipersonik memiliki kecepatan 10 Mach, dengan jangkauan diklaim lebih dari 2.000 km.

Rudal ini memiliki kemampuan melakukan manuver untuk mengelak di setiap tahap penerbangannya mengindari sistem rudal pertahanan udara lawan yang coba mencegatnya.

Kinzhal dapat membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir.

Sebagai platform peluncurannya dari pembom strategis Tu-22M3 atau jet pencegat MiG-31K.

Rudal maut ini mulai beroperasi pada Desember 2017 dan merupakan salah satu dari enam senjata strategis baru Rusia yang diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 1 Maret 2018.

Berdasarkan sejarah operasionalnya, dilaporkan pada Mei 2018 sepuluh jet MiG-31K mulai berlatih dalam tugas tempur eksperimental mengusung Kinzhal.

Debut perang Kinzhal terjadi pada Juni 2021. Saat itu sebuah rudal diluncurkan oleh MiG-31K dari Pangkalan Udara Khmeimim, Suriah menyasar sebuah target darat pemberontak.

Sementara dalam palagan di Ukraina, Militer Rusia mengatakan Kinzhal untuk pertama kalinya digunakan menghancurkan gudang senjata bawah tanah angkatan bersenjata Ukraina di Deliatyn, Ivano-Frankovsk pada 18 Maret 2022.

Ketiga rudal presisi tinggi ini tak hanya digunakan pada awal perang, masih digunakan berkala oleh Militer Rusia untuk menyasar target strategis di seluruh wilayah Ukraina, termasuk serangan dalam pekan terakhir di Odessa menggunakan Kalibr dan Kh-101.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *