AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tongkrongan boleh tua, tapi pembom China H-6K makin hari makin jadi. Dilahirkan dari leluhurnya pesawat tahun 1960-an, istilah peribahasanya tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Walaupun, versi H-6K ini dibuat di tahun 2000-an.
Belum lama ini terlihat dari foto yang beredar di dunia maya, pembom milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) itu membawa empat rudal jelajah antikapal supersonic YJ-12.
Bukan sembarang rudal, karena YJ-12 yang mirip dengan rudal Kh-31P Rusia ini punya daya pukul yang luar biasa.
Penampakan pertama rudal jelajah udara ke permukaan China YJ-12 muncul pada tahun 2013.
Dibanding Kh-31P, rudal ini berukuran sedikit lebih panjang, yakni 6,3 m dengan diameter 75 cm.
YJ-12 (Ying Ji berarti Serangan Elang) dirancang oleh Akademi Ketiga China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC).
Rudal YJ-12 mulai berdinas di Militer China sejak 2012.
Rudal dibekali dengan mesin ramjet berbahan bakar cair.
Kecepatannya dilaporkan sekitar 2 Mach jika diluncurkan dari ketinggian rendah dan 3,2 Mach saat diluncurkan dari ketinggian tinggi.
Menurut sumber China, jangkauan maksimum YJ-12 mencapai 380-400 km (tergantung pada ketinggian peluncuran) dan ketinggian serang terminalnya adalah 15 m.
YJ-12 dibekali hulu ledak seberat 400–500 kg.
Rudal ini didapuk untuk menghancurkan kapal perang berukuran besar seperti kapal penjelajah dan kapal perusak.
Bahkan, serangan simultan dari YJ-12 dapat menjadi ancaman serius bagi kapal induk lawan.
Rudal ini juga bisa digunakan untuk menyasar target strategis di darat.
Sebuah pembom strategis H-6K dapat meluncurkan hingga empat YJ-12 sekaligus.
Sementara jet pembom/serang JH-7B dapat membawa dua rudal dalam misi tempurnya.
Selain varian udara ke darat, tersedia versi untuk ditempatkan dan diluncurkan dari kapal perang, yakni YJ-12A.
Ada juga versi yang diluncurkan dari pesisir menggunakan truk, yaitu YJ-12B.
-RBS/RNS-