AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Ukraina sejak Maret lalu telah mendesak Amerika Serikat untuk penjualan drone bersenjata MQ-1C Gray Eagle.
Ini adalah UCAV/UAS jenis MALE (medium altitude, long endurance) buatan General Atomics hasil upgrade dari MQ-1 Predator dan telah digunakan oleh Angkatan Darat AS (US Army) sejak 2009.
Drone MQ-1C dapat dipersenjatai dengan rudal Hellfire untuk menghancurkan kendaraan-kendaraan tempur darat Rusia dari udara.
Pemerintah AS di bawah Presiden Joe Biden pun menyetujui untuk penjualan empat unit drone tersebut ke Ukraina. Berita ini kemudian muncul ke permukaan pada awal Juni.
Namun demikian, dalam perkembangannya ternyata hal ini ditentang oleh Administrasi Keamanan Teknologi Pertahanan Pentagon.
Badan tersebut sehari-hari mempunyai tugas untuk menjaga teknologi canggih AS agar aman dari tangan musuh.
Diberitakan Reuters, keberatan atas ekspor drone tersebut muncul karena kekhawatiran bahwa radar dan peralatan pengawasan pada drone tersebut dapat menimbulkan risiko keamanan bagi Amerika Serikat jika jatuh ke tangan Rusia.
Sumber mengatakan, pertimbangan ditolaknya rencana penjualan ini muncul dalam pertemuan di Pentagon akhir pekan lalu.
“Tinjauan keamanan teknologi adalah praktik standar untuk transfer artikel pertahanan AS ke semua mitra internasional. Semua kasus dianalisis secara individual berdasarkan kemampuannya sendiri. Melalui proses yang ditetapkan, masalah keamanan nasional diangkat ke otoritas persetujuan yang sesuai,” kata Juru Bicara Pentagon Sue Gough.
Apakah AS akan melanjutkan kesepakatan penjualan atau menundanya? Keputusan final mengenai hal ini, kata salah satu pejabat AS, belum dapat dipastikan.
Dikatakan, salah satu solusi untuk memajukan penjualan tersebut adalah dengan menukar paket radar dan sensor yang ada di MQ-1C dengan sistem yang kurang canggih. Namun ini pun butuh waktu berbulan-bulan untuk penyelesaiannya.
Jika Gedung Putih tetap ngotot ingin menjual drone tersebut ke Ukraina, maka Kongres AS punya kewenangan tinggi untuk memblokirnya, lanjut sumber.
Menurut dokumen anggaran Angkatan Darat, satu unit MQ-1C Grey Eagles masing-masing berharga 10 juta USD.
Sementara itu, pada minggu lalu Kedutaan Besar Ukraina di Washington mengadakan pertemuan khusus dengan perwakilan General Atomics, perusahaan pembuat drone MQ-9 Reaper.
Diberitakan oleh Washington Post, Ukraina menginginkan drone bersenjata jenis HALE (high altitude, long endurance) MQ-9.
Pihak pabrikan menyatakan persetujuannya dan siap untuk mengirimkan stok yang ada.
Namun demikian, perusahaan menyatakan bahwa semua izin penjualan harus melewati persetujuan dari pemerintah dan Kongres AS.
-Poetra-