Turki ajukan pembelian 40 F-16 buatan Lockheed Martin kepada AS

Turkish F-16sTAF
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turki dilaporkan telah mengajukan permintaan kepada Amerika Serikat untuk membeli 40 jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin dan hampir 80 kit modernisasi untuk pesawat tempur yang telah dimiliki.

Saat ini anggota NATO tersebut berupaya memodernisasi Angkatan Udaranya setelah pembelian jet F-35 gagal dan Turki dikeluarkan dari program jet tempur siluman itu.

Airbus_contoh2

Demikian diberitakan Reuters (8/10) mengutip keterangan sumber anonim yang mengetahui rencana tersebut.

Dikatakan, kesepakatan bernilai miliaran dolar AS saat ini masih berjalan.

Penjualan 40 F-16 ke Turki yang akan dilaksanakan melalui mekanisme Foreign Military Sales (FMS) tersebut masih menunggu persetujuan dari Departemen Luar Negeri AS dan juga Kongres AS yang dapat saja memblokir kesepakatan.

“Sebagai sebuah masalah kebijakan, Departemen tidak mengonfirmasi atau mengomentari penjualan atau transfer pertahanan yang diusulkan, sampai mereka secara resmi telah dinotifikasi kepada Kongres,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS.

Sementara itu Kedutaan Besar Turki di Washington menolak berkomentar.

Sebelum ini, Ankara telah memesan lebih dari 100 jet tempur F-35 yang juga dibuat oleh Lockheed Martin.

Namun, proses tersebut telah dihapus karena Ankara mengakuisisi sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 triumf dari Moskow.

Kemitraan puluhan tahun antara sekutu NATO telah mengalami gejolak yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lima tahun terakhir akibat ketidaksepakatan tentang kebijakan Suriah.

Hubungan yang lebih dekat antara Ankara dengan Moskow juga memperburuk masalah itu.

Reuters menulis, permintaan jet F-16 yang diajukan Turki akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan persetujuan dari Kongres AS.

Sebab, sentimen terhadap Turki telah memburuk terutama karena pembelian S-400 oleh Ankara dan rekam jejak hak asasi manusianya yang bermasalah.

Pembelian S-400 oleh Ankara telah memicu sanksi AS. Pada Desember 2020, Washington telah memasukkan daftar hitam Kepala Direktorat Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir dan tiga karyawan lainnya.

RNS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *