Pakistan akan menerima 36 jet tempur Chengdu J-10C dari China

J-10C

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pakistan akan menerima 36 jet tempur Chengdu J-10C Vigorous Dragon dari China pada akhir tahun ini. Hal ini diberitakan oleh House for Strategic & International Affairs (HSIA) Pakistan melalui akun media sosialnya.

“Pakistan akan menerima 36 jet tempur semi-siluman J-10C canggih generasi 4,5 dari China pada akhir tahun 2021,” demikian pernyataan yang diumumkan pada 5 Juli 2021.

Sebelumnya pada 2020 muncul pemberitaan, pejabat senior pemerintah di Islamabad melakukan pembicaraan dengan China mengenai kemungkinan memperoleh rudal PL-10 dan PL-15, serta jet J-10C.

Kemudian pada Januari 2021 dalam latihan militer bersama Pakistan-China, Shaheen-9, kedua angkatan udara menyimulasikan pertempuran J-10C dan J-11B melawan jet tempur India.

Dalam latihan tersebut angkatan udara kedua negara fokus pada konfrontasi skala besar, termasuk pertempuran udara skala besar dan penggunaan kekuatan massa dan dukungan udara jarak pendek. Lebih dari 200 sorti penerbangan dilaksaakan dalam latihan tersebut.

J-10C menggunakan bahan komposit. Pesawat dilengkapi dengan sayal delta serta canard, sistem kontrol penerbangan fly-by-wire, dan radar AESA.

Untuk mesin mengandalkan Lyulka Saturn AL-31FN buatan Rusia. Meski demikian, China juga mengembangkan mesin baru WS-10 Taihang untuk menggantikan mesin Rusia.

Meriam laras ganda Gryazev-Shipunov GSh-23 menjadi senjata internal yang ditempatkan di bagian bawah sisi kanan pesawat.

Sementara persenjataan eksternal diakomodir melalui 11 tiang gantungan dengan kapasitas muat total mencapai 6.000 kg.

J-10 vigorous Dragon

J-10C mengandalkan rudal udara-ke-udara jarak pendek PL-8 dan PL-10. Kemudian rudal udara ke udara jarak menenah dan jarak jauh berpemandu radar PL-12 dan PL- 15, rudal udara ke permukaan KD-88, rudal antikapal YJ-91A, bom, dan lainnya.

J-10C merupakan pengembangan dari J-10B dengan penambahan radar AESA dan kemampuan membawa rudal jarak jauh PL-15.

J-10 terbang perdana pada 23 Maret 1998. Pesawat ini mulai dioperasikan oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) pada 2006.

RNS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *