Setahun jalani perbaikan, F-22 Raptor yang tergelincir tahun lalu kini terbang lagi

F-22 Raptor tergelincirUSAF

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – F-22 Raptor adalah pesawat tempur dominasi udara yang menjadi kartu utama Amerika Serikat. Keberadaannya sangat penting, pesawat ini pun tidak dijual ke negara lain dan hanya dioperasikan oleh Angkatan Udara AS (USAF).

Pada 16 Januari 2020 lalu, sebuah F-22 mengalami masalah pada roda pendarat saat melaksanakan pendaratan usai latihan penerbangan di Pangkalan Bersama Langley-Eustis.

Pesawat tersebut tergelincir dan tersungkur ke luar landasan dengan roda kanannya patah. Tak pelak, ujung sayap kanannya pun menyentuh pinggir landasan.

Tak lantas harus berakhir kariernya, pesawat kemudian ditarik ke hanggar perawatan untuk diperiksa.

Dari hasil evaluasi, pesawat berteknologi siluman itu tampaknya masih punya peluang untuk diaktifkan lagi.

Kini, lebih setahun setelah insiden terjadi, Raptor tersebut dapat mengudara lagi.

Hal ini merupakan kerja keras dari Skadron Pemeliharaan Pesawat ke-192 yang bekerja sama dengan Lockheed Martin berupaya mengembalikan F-22 ke status operasional.

Sebelum penerbangan ulang dilaksanakan pada April lalu, para teknisi dan insinyur dari Lockheed Martin terlebih dahulu mengecek kesiapan sistem F-22. Pesawat melakukan uji taksi, uji sistem rem, dan uji mesin.

Setelah semuanya dinyatakan laik, F-22 dengan registrasi 05-4085 itu pun melaksanakan penerbangan perdananya lagi pada 9 April 2021.

F-22 “delapan lima” yang bertugas untuk Garda Nasional Udara (ANG) Virginia itu pun kembali bisa mengudara untuk selanjutnya dapat bergabung dengan kesatuan tempurnya.

USAF menerangkan, sebelum bisa lepas landas sang “85” membutuhkan perombakan besar-besaran termasuk roda pendaratan baru, permukaan kontrol penerbangan baru di bagian sayap kanan, dan ujung sayap baru.

Lebih dari 130 hari, pesawat tersebut berada di hanggar untuk menjalani perbaikan.

F-22 Raptor terbang lagiUSAF

Penerbangan perdana pasca kecelakaan dilaksanakan oleh Mayor Daniel “Honcho” Thompson, pilot F-22 dari Skadron Tempur ke-149.

F-22 melejit ke udara dan mengarungi habitatnya selama satu jam.

Ketika akan mendarat di landasan, itulah saat-saat yang menegangkan bagi pesawat dengan bobot terbang maksimum (MTOW) 38.000 kg itu.

Ternyata, semua berjalan mulus. Kaki-kaki Raptor kokoh mencengkram landasan dan pesawat pun meluncur dengan mulus.

Semua teknisi dan insinyur yang telibat dalam perbaikan F-22 itu bernapas lega dan mengacungkan jempol.

Tanto Eagle

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *