Antara Su-24 dan F-111, Strike Bomber warisan Perang Dingin

Su-24Istimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tiga tahun setelah General Dynamics F-111 Aadvark terbang perdana, Uni Soviet segera memberikan jawaban pada perseterunya Amerika Serikat dengan menerbangkan prototipe Sukhoi T-6-1 pada 2 Juli 1967. Namun belum menggunakan sayap ayun (geometri variabel) layaknya F-111.

Sedangkan prototipe bersayap ayun berkode T-6-21 baru menjalani penerbangan perdana 17 Januari 1970 yang dijadikan patokan versi produksi dikenal sebagai Su-24 dan dinamai NATO sebagai Fencer.

Su-24 resmi berdinas untuk AU Uni Soviet sejak 1974. Selanjutnya juga diekspor ke-11 negara lainnya. Total produksi hingga 1993 sekitar 1.400 unit.

Su-24 masih aktif hingga kini, diantaranya digunakan oleh AU Rusia, Ukraina, Iran dan Suriah.

Sebagai pesawat strike-bomber, Su-24 dibekali beragam rudal seperti misil anti pesawat R-60 MK dan R-73 E, lalu rudal udara ke permukaan Kh-23 M, Kh-25 ML, Kh-59 ME dan Kh-29 L.

Selanjutnya rudal antikapal Kh-31 dan rudal anti radiasi Kh-28, Kh-58, Kh-25, Kh-27 dan Kh-31. Beragam bom yang biasa digunakan Su-24 yakni seri KAB-500 dan seri KAB-1500 dan bom cluster RBK-250/500.

Su-24 terbilang cukup asam garam dalam palagan. Mulai dari Perang Soviet-Afghanistan tahun 1984, disusul Perang Saudara Lebanon Oktober 1990, Perang Chechnya Pertama Februari 1995, Perang Rusia-Georgia pada Agustus 2008 hingga Perang Saudara Suriah sejak November 2012 sampai 2015.

Sementara sang pesaingnya F-111 dari Amerika Serikat lahir lebih awal, terbang perdana 21 Desember 1964 dan mulai dinas untuk AU Amerika Serikat 18 Juli 1967.

AU Australia (RAAF) merupakan satu-satunya negara asing yang dipercaya mengoperasikan F-111.

F-111Robert Sullivan

Total sebanyak 563 unit dibangun oleh General Dynamics. Dalam kariernya, F-111 digunakan oleh AU Amerika Serikat hingga 1996 dan AU Australia sampai tahun 2010.

Senjata pamungkas yang biasa dibawa F-111 yakni rudal udara ke permukaan termonuklir AGM-69 SRAM dan bom nuklir B61. Pilihan lainnya yakni bom cluster BLU-109, bom pintar GBU-10, GBU-12, GBU-28 termasuk BLU-107 Durandal penghancur landas pacu dan seri Mk 82-Mk 117.

Palagan yang pernah dijalani F-111 yakni mulai dari Perang Vietnam dari 1967-1972, lalu digunakan menyerang Libia pada April 1986 di bawah Operasi El Dorado Canyon, dan Perang Teluk I menggempur Irak tahun 1991.

Rangga Baswara Sawiyya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *