AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Korea Selatan telah meluncurkan kapal selam bertenaga diesel/listrik kedua dari kelas Changbogo-III Batch-I pada 10 November 2020. Kapal selam ini diberi nama Ahn Mu SS-085 .
Korea Selatan berencana membangun tiga kapal selam kelas ini hingga tahun 2023. Proyek ini pertama kali diluncurkan pada 2007 dengan total anggaran mencapai 2,77 miliar dolar AS.
Pada Desember 2012, Kementerian Pertahanan Korea Selatan memberikan kontrak kepada Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) untuk membangun dua kapal selam Batch-I KSS-III.
Sementara untuk kontrak kapal selam ketiga dari Batch-I KSS-III diberikan kepada Hyundai Heavy Industries (HHI) pada November 2016.
Kapal selam pertama kelas Changbogo-III Batch-I, yang diberi nama Dosan Ahn Chang-ho, diluncurkan pada 2018.
Kapal selam tersebut akan mulai dioperasikan pada akhir tahun ini dan dikirimkan ke Angkatan Laut Korea Selatan pada Desember 2022.
Kapal selam Changbogo-III Batch-I memiliki panjang 83,3 meter, lebar 9,6 meter, dan draft 7,62m.
Kapal selam yang diawaki oleh 50 personel ini memiliki bobot permukaan 3.358 ton. Sementara bobot dalam kondisi menyelam mencapai 3.750 ton.
Kapal dilengkapi dengan sensor dan sistem navigasi elektro-optik generasi baru, sistem kecerdasan sinyal (SIGINT), dan sistem inframerah (IR) untuk komunikasi rahasia.
Kemudian ada juga sistem navigasi inersia (INS), sistem penentuan posisi global (GPS), radar laut, sistem pendukung elektronik (ESM) PEGASO, sonar aktif, dan himpunan sonar untuk mendeteksi target.
Seperti diberitakan Navy Recognition, untuk persenjtaan Changbogo-III Batch-I dilengkapi enam tabung peluncuran vertikal yang mampu menembakkan rudal balistik dan rudal jelajah berbasis kapal selam. Kapal selam ini juga dilengkapi dengan delapan tabung torpedo 533 mm.
Untuk tenaga penggerak, Changbogo-III Batch-I didukung oleh mesin diesel-listrik yang dengan empat sel bahan bakar PH1 PEM masing-masing berkekuatan 150 kW.
Kapal dapat melaju pada kecepatan maksimal 12 knot pada kondisi permukaan dan 20 knot dalam kondisi menyelam.
Roni Sontani