Robot-robot udara dalam program Pesawat Tempur Kolaboratif USAF akan menjadi kekuatan yang sangat ampuh

Collaborative Combat AircraftLockheed Martin

AIRSPACE REVIEW – Program Pesawat Tempur Kolaboratif (CCA) Angkatan Udara AS (USAF) dipandang akan mengubah peta jalan pertempuran udara modern di mana robot-robot udara yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) tersebut akan menjadi alat pemukul atau kekuatan yang sangat ampuh di masa depan.

Peran drone atau kendaraan udara tak berawak yang dilengkapi senjata (UCAV) memang telah berjalan paling tidak dalam dua dekade terakhir. Namun, drone yang membawa persenjataan udara ke darat maupun udara ke udara, masih dipandang sebagai sebuah senjata udara yang dikendalikan dari jauh. Berbeda dengan sistem CCA yang akan berperan sebagai inti dari sebuah misi serangan gabungan.

David Alexander, Presiden General Atomics Aeronautical Systems, mengatakan program CCA yang dikampanyekan oleh Menteri Angkatan Udara Frank Kendall merupakan program pengembangan pesawat tempur yang tidak melibatkan kru. Program ini akan tercatat dalam sejarah.

General Atomics adalah satu dari lima perusahaan yang sejauh ini telah menerima kontrak untuk program CCA.

Selain mengembangkan pesawat tempur untuk program CCA, perusahaan asal AS ini kini sedang bergerak menuju sebuah program pengembangan operasi ‘gerombolan’ dengan apa yang disebut “pesawat kecil besar”.

Ini adalah drone-drone berukuran kecil namun memiliki dampak yang sangat besar. Drone-drone ini akan diluncurkan melalui udara dengan berat sekitar 200 pon dan memungkinkan membawa muatan 40 pon serta daya satu kilowatt.

Menurut Alexander, dampak dari penggunaan drone ini akan sangat signifikan di mana kawanan drone dapat melakukan penetrasi terhadap Sistem Pertahanan Udara Terpadu (IADS) lawan tanpa memicu perluasan konflik secara besar-besaran.

“Ya, kita bisa menembus IADS dengan F-35, kan? Dan kemudian kita mengalami Perang Dunia III,” kata dia dalam di acara Hudson Institute pada 26 Maret. Jika sistem ini dikerahkan dalam skala besar, maka hal ini akan menimbulkan dampak yang besar pula.

Sejumlah drone yang ditebar dari udara, mungkin beberapa akan ditembak jatuh oleh musuh. Tetapi, beberapa yang lain, terutama dengan penggunaan peperangan elektronik dan umpang yang sangat bagus, serta beberapa dilengkapi dengan hulu ledak, hal ini akan merepotkan musuh.

Perang di Ukraina, lanjutnya seperti diwartakan Air & Space Forces Magazine, telah menunjukkan efektivitas sistem tanpa awak yang lain dengan media laut. Dia meyakini Angkatan Laut AS juga dapat mengambil peran sentral bagi penggunaan pesawat tak berawak seperti itu, setidaknya dalam beberapa rangkaian misi yang menawarkan kemampuan pengawasan dan manajemen sensor yang unik di domain maritim. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *