AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) -Salah satu teknologi kedirgantaraan yang dikejar oleh Turki untuk dikuasai, adalah pembuatan helikopter di dalam negeri. Tidak struktur heli dan sistemnya, Ankara pun mengembangkan mesin untuk dipakai heli ini agar lepas dari ketergantungan kepada produsen dari negara lain.
T625 Gökbey (Raja Langit) adalah helikopter multiperan asli Turki pertama yang dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk kelas helikopter medium. Pada akhir tahun ini, T625 dijadwalkan terbang dengan mesin buatan dalam negeri.
Wakil Manajer Umum Helikopter TAI Yıldırım Kemal Yıllıkçı, di sela-sela Teknofest 2020 (22-27 September) yang merupakan pameran kedirgantaraan dan teknologi terbesar di Turki, mengatakan bahwa penerbangan uji sertifikasi dan pengembangan Gökbey terus berlanjut hingga saat ini.
Ia menambahkan, Turki akan merasa sukses apabila mampu membuat helikopter yang ditegai oleh mesin buatan sendiri, dalam hal ini buatan Turkish Engine Industries (TEI).
Prototipe T625 sebelumnya menggunakan LHTEC, yaitu mesin turboshaft CTS800 4-AT yang masing-masing memiliki 1.373 tenaga kuda poros (shp). Mesin ini dibuat oleh Rolls-Royce dan Honeywell.
Bila ini terwujud, kata Yıllıkçı, maka Turki akan menjadi satu dari tujuh negara yang berhasil memproduksi helikopter dengan sumber daya lokalnya sendiri.
“Beberapa negara mengembangkan helikopter, tetapi mereka melakukannya dengan menitikberatkan pada kerja sama, seperti mengambil mesin dan sistem dinamis dari helikopter tertentu dan menyesuaikannya dengan milik mereka sendiri,” jelasnya seperti dikutip Anadolu Agency.
Yıllıkçı menekankan, Turki membuat gearbox, bilah baling-baling, rotor, sistem hub, sistem avionik, dan roda pendarat untuk Gökbey. Semuanya dirancang dan diproduksi secara lokal.
Helikopter multiguna, kata Yıllıkçı, merupakan jenis heli yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Dengan heli ini, Turki akan dapat memenuhi kepentingan dalam negerinya sendiri.
T625 dikembangkan sebagai bagian dari Program Helikopter Asli, di bawah koordinasikan Presidensi Industri Pertahanan (SSB). Mock-up T625 pertama kali ditampilkan di Paris Air Show tahun 2017.
Heli berbobot enam ton dan bermesin ganda ini dirancang mampu dioperasikan di lingkungan geografis yang paling sulit dan memiliki fleksibitas tinggi serta dalam beragam kondisi cuaca.
Untuk diketahui, Turki melalui TAI saat ini sedang menjalankan empat program pembuatan helikopter. Dua di antaranya adalah heli intai serang T129 ATAK (produk lisensi dari AgustaWestland A-129 Mangusta) berbobot lima ton dan helikopter serbaguna T70 Black Hawk (produksi perakitan Sikorsky S-70i di Turki). TAI akan merakit 109 T70 untuk Angkatan Darat Turki.
Turki juga sedang merancang helikopter serang kelas yang lebih berat dan terunggul di kelasnya. Heli ini akan digunakan untuk operasi di wilayah udara panas, di ketinggian, dan di atas permukaan laut.
“Kami sedang merancang helikopter ATAK generasi baru seberat 10 ton,” kata Yıllıkçı.
Untuk proyek ini, TAI bekerja sama dengan sejumlah industri dalam negeri Turki. Antara lain dengan ASELSAN dan Roketsan, masing-masing untuk sistem avionika dan persenjataan.
Roni Sontani