Tuntas jalani pengujian, heli intai serang K-52 Katran siap diproduksi massal

Ka-52KRussian Helicopters

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia kini siap memproduksi massal helikopter intai serang K-52K (Katran) setelah heli buatan Russian Helicopters ini tuntas menjalani seluruh rangkaian pengujiannya.

Pengujian terakhir K-52K dilaksanakan di kapal fregat dan korvet terbaru milik Angkatan Laut Rusia.

Sergei Mikheev, Desainer Umum dari Mil dan Kamov National Helicopter Building Center mengatakan, kemampuan operasional heli ini di kapal terbaru Rusia merupakan persyaratan yang harus dipenuhi.

“Setiap kapal memiliki kekhususan, konfigurasi, dan aerodinamika masing-masing. Oleh karena itu penerbangan heli di atas kapal harus dicoba dan ini sebuah proses yang harus dilalui,” ujarnya seperti dikutip RIA Novosti.

Ditambahkan, Rusia telah memodernisasi sejumlah armada heli Ka-52 usai mengirimkannya ke medan tempur Suriah.

Hasilnya, antara lain adalah helikopter versi darat Ka-52M Alligator. Heli ini telah dilengkapi dengan sistem optoelektronik dengan televisi dan kamera citra panas. Perangkat tersebut ditempatkan dalam sebuah wadah berbentuk bola di bagian hidung helikopter.

Dengan perangkat ini, jarak deteksi dan identifikasi terhadap target meningkat.

Ka-52M mengusung persenjataan yang sama dengan yang digunakan pada helikopter Mi-28NM. Senjata lainnya mencakup kanon 30 mm yang ditempatkan di sisi kanan dengan kapasitas tembakan sebanyak 470 putaran.

Uji penembakan Ka-52KRussian MoD

Helikopter ini juga dapat mengangkut muatan seberat 2.000 kg menggunakan external sling.

Adapun K-52K merupakan versi maritim dari Ka-52 Alligator. Seperti halnya Alligator, Katran ditenagai sepasang mesin turboshaft VK-2500 yang masing-masing berdaya 2.400 shp.

Kecepatan terbang maksimum heli ini ada di kisaran 315 km/jam. Ketinggian terbang maksimum mencapai 5.500 m dan ketinggian hovering maksimum di 4.000 m. Jangkauan operasinya sejauh 1.160 km (feri).

K-52K dapat dikerahkan untuk memberi dukungan tembakan dari udara saat operasi serbuan amfibi, pengawalan konvoi, maupun patroli maritim.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *