AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – F-15E Strike Eagle telah menjadi pesawat pertama yang menunjukkan kompatibilitasnya membawa bom gravitasi nuklir B61-12. Hal ini dibuktikan melalui serangkaian uji penerbangan yang dinyatakan telah memenuhi standar kerja dan keselamatan oleh Pentagon.
Demonstrasi sistem senjata lengkap tersebut, kata Sandia National Labaratories, telah dilaksanakan pada bulan Maret lalu.
Uji coba dilaksanakan dengan menjatuhkan bom tiruan gravitasi nuklir dari ketinggian 25.000 kaki (7.620 m) di Tonopah Test Range, Nevada.
Bom melayang selama 55 detik sebelum mendarat di sebuah danau yang kering. Setelah mengenai permukaan danau tersebut bom ini memercikkan kepulan debu gurun hingga ketinggian 40-50 kaki (12-15 m).
Dalam pengujian yang lain, bom telah sukses dijatuhkan dari ketinggian 1.000 kaki.
“Kami berhasil menguji B61-12 melalui semua fase operasional. Kami sangat yakin bom B61-12 kompatibel dengan F-15E Strike Eagle,” kata Steven Samuels, manajer di tim sistem B61-12 di Sandia dalam rilisnya seperti Airspace Review kutip dari Sputnik (8/6).
Bom gravitasi B61-12 dengan panjang 3,65 m dan berat 374 kg ini rencananya akan mulai diproduksi tahun 2022.
Dikembangkan oleh laboratorium di bawah Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA), B61-12 juga akan disertifikasi penggunaannya untuk pembom B-2 Spirit dan jet tempur F-16C/D serta F-35 Lightning II.
Bom nuklir B-61 pertama kali didesain oleh Amerika Serikat tahun 1963 dan mulai diproduksi tahun 1986.
Roni Sontani