AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kalau mau menang berkelahi sejatinya tak hanya otot yang dikerahkan, tapi otak pun perlu dipakai. Apa yang dialami Angkatan Laut (AL) Venezuela mungkin terdengar seperti lelucon April Mop. Salah satu kapal patrolinya tenggelam setelah menabrakkan diri ke sebuah kapal pesiar di Laut Karibia.
Kejadian tanggal 30 Maret lalu waktu setempat itu diawali dengan tuduhan pelanggaran wilayah laut teritorial Venezuela yang dilakukan kapal pesiar RCGS Resolute berbendera Portugal milik Columbia Cruise Services.
Kapal patroli ANBV Naiguata (GC-23) milik AL Venezuela di dekat situ mulanya memberi peringatan lewat radio pada kapal pesiar yang tengah kosong penumpang itu. Karena merasa tidak melanggar batas teritorial Venezuela, Resolute pun terus berlayar sambil berkoordinasi dengan kantor pusatnya di Jerman.
Mengingat situasi politik yang tengah bergejolak dan tidak stabil di Venezuela, Resolute diminta untuk tidak mengindahkan perintah radio dari ANBV Naiguata untuk merapat di Puerto Moreno, Venezuela.
Tembakan peringatan pun dilepaskan, meski tak jelas dari senjata apa dan kaliber berapa. ANBV Naiguata adalah kapal perang jenis patroli lepas pantai atau OPV (offshore patrol vessel) dengan panjang 79 m dan bobot 1.720 ton. Kapal ketiga dari OPV kelas Guaicamacuto buatan Navantia, Spanyol itu tergolong baru, tercatat masuk dinas AL Venezuela pada 2011. OPV ini dipersenjatai meriam kaliber 76 mm dan sepasang kanon kaliber 20 mm serta dua senapan mesin kaliber .50.
Entah apa yang ada di pikiran kapten ANBV Naiguata. Tembakan peringatan tak digubris, OPV itu pun menabrakkan diri beberapa kali ke bagian haluan Resolute.
Di sinilah masalah runyam terjadi. Lambung kapal Resolute terbuat dari baja khusus. Selain tebalnya melebihi kapal pesiar biasa, desain struktur lambungnya diperkuat untuk menerima hantaman es lantaran kapal pesiar ini kerap dipakai berlayar di daerah Kutub Selatan (Antarktika).
Lambung ANBV Naiguata yang lebih tipis pun robek besar dan air dengan cepat masuk ke bagian dalam kapal. Tak butuh waktu lama bagi ANBV Naiguata untuk karam ke dasar laut.
Pemerintah Venezuela protes keras dan menuduh Resolute melanggar hukum pelayaran internasional dengan terus berlayar tanpa mengindahkan karamnya ANBV Naiguata dan menolong para awaknya.
Meski demikian kapten kapal Resolute bersikeras bahwa kapalnya sempat berhenti di lokasi itu untuk bersiap melakukan pertolongan, namun karena kapal Venezuela lain sudah melakukannya, Resolute pun kembali berlayar menuju ke Curacao.
Dalam unjuk gigi, tak hanya keberanian yang dikedepankan, tapi pengetahuan tentang “lawan” pun harus jadi perhitungan pula. Kalau tidak, bukannya sukses unjuk kekuatan, yang ada malah jadi kehilangan. Hilang muka dan hilang alutsista.
Antonius KK
Betul om, dengan kondisi mendesak pasti bisa terjadi di negara kita peristiwa diatas.
Semoga pengalaman diatas menjadi masukan buat kapal TNI AL yg patroli dlm menjaga perbatasan laut negara kita.
Semoga jadi perhatian bagi kapal2 negeri kita yg sering mengalami kejadian serupa