N219 sudah rampungkan 83 persen daftar periksa untuk raih sertifikasi

Kodiak 100Bambang Haryanta
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Prototipe pesawat komuter ringan produksi dalam negeri N219 Nurtanio, saat ini sudah merampungkan 83% daftar periksa (checklist) dalam tahapan pengujian untuk mendapatkan Sertifikasi Tipe (Type Certificate/TC) dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Diharapkan tahun ini pemenuhan ratusan daftar periksa tersebut dapat tercapai, sehingga N219 mendapatkan sertifikasi untuk penggunaan operasinalisasinya dan segera masuk jalur produksi.

Boeing_contoh2

Proses untuk mendapatkan Sertifikasi Tipe dari Kementerian Perhubungan terlambat satu tahun dari jadwal semua. Hal ini karena terkendala beberapa hal. Antara lain adanya tafsir teknis yang berbeda antara pihak pabrikan dengan pihak regulator.

Andi Alisjahbana, Aircraft Development Fellow Engineer PT Dirgantara Indonesia, mengakui hal itu wajar terjadi. Karena, ujarnya, baik untuk Kementerian Perhubungan maupun bagi PTDI, ini adalah yang pertama kali dilaksanakan.

Pembuatan N219 sendiri, kata dia, dapat dikatakan sudah lebih jauh dari proyek terdahulu seperti N250 maupun CN235.

“Jadi, ini pertama kali untuk PTDI, IPTN, maupun Kementerian Perhubungan. CN235 sendiri disertifikasi oleh Spanyol. Jadi wajar, kalau ada sedikit beda tafsir antara PTDI dengan Kementerian Perhubungan,” ujar Andi kepada Airspace Review di sela pelaksanaan Rapat Koordinasi Teknis Penelitian Perhubungan 2020 di Jakarta, Kamis (27/2).

Andi Alisjahbana
Rachmat Kartakusuma/AR

Dalam catatan Airspace Review, akhir tahun lalu N219 telah berhasil menyelesaikan Flutter Test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui performa pesawat saat terjadi getaran dalam penerbangannya.

Pengujian dilaksanakan selama dua minggu di Bandara Nusawiru, Pangandaran, Jawa Barat.

Mengenai perolehan jam terbang pengujian N219, Andi mengatakan saat ini Nurtanio sudah mengantongi lebih dari 200 jam terbang uji.

Andi optimistis, N219 dapat bermanfaat secara maksimal nantinya sebagai angkutan udara antarpulau.

N219
PTDI

Terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur, Andi juga melihat ada prospek yang baik bagi N219. Pesawat buatan anak bangsa ini dapat menunjang kegiatan angkutan udara menuju IKN.

“Misalnya dengan memanfaatkan N219 sebagai moda taksi udara untuk mendukung perjalanan dinas para pejabat daerah menuju IKN,” ujarnya.

Andi berharap di Ibu Kota Republik Indonesia yang baru ada bandara khusus untuk General Aviation.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *