AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kementerian Pertahanan (Kemhan) baru saja menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) selama dua hari pada 22-23 Januari 2020. Kegiatan berlangsung di Kantor Kemhan, jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Rapim Kemhan Tahun 2020 mengusung tema “Pertahanan Semesta Yang Kuat, Menjamin Kelangsungan Hidup NKRI”. Selama acara ini juga dilaksanakan pameran alutsista hasil produksi industri dalam negeri.
Salah satu peserta yang mengikuti pameran tersebut adalah PT SSE (Surya Sentra Ekajaya), perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan produksi kendaraan misi khusus.
Perusahaan yang bermarkas di Tangerang, Banten ini secara khusus menghadirkan sebuah rantis (kendaraan taktis) serbu P6 ATAV (All Terrain Assault Vehicle) dan ranpur (kendaraan tempur) intai P2-KM.
Bila ranpur P2-KM telah tampil perdana dalam pameran pertahanan internasional Indo Defence 2018, maka penampakan P6 ATAV V3 adalah untuk yang pertama kalinya.
Sama seperti pendahulunya, P6 V1 dan V2, varian V3 juga dibangun menggunakan struktur rangka pipa tubular baja ringan. Yang membedakan P6 V3 tak lagi zero protection karena telah dibekali baju zirah.
Tingkat perlindungan balistiknya berada pada level 1 STANAG yang artinya dapat bertahan dari gempuran senapan serbu kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm. Sementara kaca balistiknya tahan terhadap gempuran pelor SMG kaliber 9 mm.
Sebagai kendaraan serbu reaksi cepat, P6 V3 cocok digunakan dalam pertempuran hutan maupun perkotaan. Bobotnya yang ringan ditambah power yang besar dari mesin diesel 2400 cc berdaya 149 hp, membuatnya lincah bergerak di segala jenis permukaan medan.
P6 V3 juga dapat dengan mudah digeser lewat udara, seperti dari helikopter EC-725 milik TNI AU atau Mi-17 kepunyaan TNI AD. Rantis P6 V3 juga dapat dimasukkan dalam perut C-130 Hercules sebanyak dua unit.
Rantis bersiluet rendah ini di awaki empat prajurit bersenjata lengkap termasuk pengemudi. Sebagai persenjataan bela diri dan untuk bertempur, P6 V3 dibekali stasiun senjata kendali jarak jauh (RCWS) bersenjatakan senapan mesin kaliber 7,62 mm atau 12,7 mm.
Hebatnya P6 V3 telah mendapatkan perangkat Gunshot Detection System yang dipasang di bagian belakang. Alat ini bisa mendeteksi adanya tembakan dari lawan dan digunakan melacak arah datangnya tembakan tersebut. Selanjutnya operator RCWS bisa mengambil tindakkan untuk merobohkan posisi sang penembak.
Seperti halnya varian V1 dan V2, P6 V3 juga selain ditawarkan untuk Tri Matra TNI juga untuk keperluan ekspor ke mancanegara. Dan yang menjadi salah satu rivalnya adalah LSV Spider buatan STK Singapura.
Rangga Baswara Sawiyya
Editor: ron raider
Banyak sekali jenis Rantis yg di buat Pindad atau perusahaan swasta di Indonesia, Elang, komodo, P6 dll, dengan model macam2, mungkin tiap matra dan Polri punya Rantis yg berbeda2 sesuai kebutuhan. Pertanyaan saya, apa tidak bisa di buat satu saja Rantis rancangan sendiri untuk TNI, seperti tentara Amerika yg umumnya menggunakan Rantis Humvee, jadi mngkin lbh efisien utk perawatan/suku cadangnya.
Karena belum adanya standardisasi dalam penentuan jenis kendaraan tempur atau taktis. Dan semoga kedepannya sudah bisa membuat standardisasi baik dalam jenis, bentuk dan varian dalam satu rancang bangun kendaraan modular
setuju untuk standarisasi kendaraan seperti humvee, tapi dilihat juga untuk kebutuhan dalam medan peperangan. mungki P6 ATAV lebih lincah dibanding KOMODO. Dan MAUNG akan lebih sama dengan P6 ATAV. Dan tidak dibedakan antara 3 matra