Sir Tim Clark Berniat Pensiun Sebagai Presiden Emirates pada Juni 2020

Emirates A380Adrian Pingstone

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sir Tim Clark (70) berniat pensiun dari jabatannya sebagai Presiden Emirates, maksapai dunia yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab pada Juni 2020.

Hal ini dikatakan oleh Emirates Chairman Sheikh Ahmed bin Saeed al-Maktoum kepada jajaran internal seperti dikutip Reuters, Selasa, 24 Desember.

Selanjutnya, Clark tetap akan berada di Emirates sebagai penasehat perusahaan.

Tangan dingin Tim Clark yang dijuluki ‘Sir Tim’ di Emirates, telah membawa maskapai ini menjadi pemain global yang sangat diperhitungkan. Emirates tercatat sebagai maskapai internasional terbesar.

Keterlibatan Clark di Emirates dimulai tahun 1985 ketika ia menjadi salah satu anggota pendiri Emirates. Sebelum itu, ia bekerja di Gulf Air dan Caledonian Airways.

Tim Clark
Reuters

Pada 2003, pria berkebangsaan Inggris ini dinobatkan menjadi Presiden Emirates dan memimpin maskapai berkode penerbangan EK (IATA) dan UAE (ICAO) ini.

Emirates dalam 31 tahun terakhir selalu membukukan keuntungan. Maskapai ini menjadi penghubung paling utama Dubai dengan kota-kota besar di dunia sekaligus menjadikan Dubai sebagai pusat keuangan dan turisme dunia.

Emirates saat ini mengoperasikan 270 pesawat, melayani 159 destinasi, dan mengangkut 60 juta penumpang tahun lalu.

Saat diluncurkan tahun 1985, maskapai milik dinasti keluarga al-Maktoum ini hanya bermodalkan dua pesawat sewaan dari Pakistan International Airlines (PIA). Di tahun-tahun awal, seluruh awak kabin Emirates melakukan pelatihan di fasilitas PIA.

Boeing 787-9
Bloomberg

Di tangan Sir Tim, Emirates menjadi pelanggan terbesar pesawat superjumbo A380 dengan lebih 112 unit pesawat double-decker ini.

Berbeda dengan maskapai-maskapai lainnya, Emirates meraih keuntungan dengan mengoperasikan A380.

Sir Tim Clark berniat menyudahi kariernya sebagai Presiden Emirates di saat maskapai-maskapai besar dunia mulai mengganti A380 dengan pesawat mesin ganda terbaru yang lebih efisien seperti A350 dan Boeing 787.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *