Ikuti Jejak Negara Tetangga di ASEAN, Thailand Kembangkan Panser 8X8

Black Widow Spider 2015AAG

AIRSPACE REVIEW (AngkasaReview.com) – Satu per satu negara-negara di kawasan Asia Tenggara mulai memproduksi panser beroda ban berpenggerak 8X8 di dalam negeri masing-masing.

Mulai dari Singapura dengan ST Kinetics (STK) Terrex 2, disusul Malaysia dengan DefTech AV8 Gempita, kemudian Indonesia melalui Pindad Kobra 8X8.

Tak ingin ketinggalan dengan rekan-rekannya yang tegabung dalam ASEAN, Thailand saat ini tengah membangun dua panser sekaligus.

Panser pertama digarap oleh lembaga DTI (Defense Technology Institute) dari Thailand yang bermitra dengan perusahaan lokal Chawalit Public dan  STK dari Singapura.

Proyek panser pertama rancangan DTI mulai digulirkan dalam pameran Defense and Security (D&S) November 2013 di Bangkok. Pada pameran yang sama di tahun 2015 purwarupa panser yang dinamai Black Widow Spider ini tampil perdana di hadapan publik.

Dalam pameran D&S 2015 purwarupa Black Widow Spider hanya mengadopsi kubah senjata buatan STK. Sedangkan desain bodinya hasil rancangan DTI.

AAG

Namun dalam gelaran D&S 2017, sosok Black Widow Spider telah berubah total. Desainnya mengadopsi penuh bodi panser Terrex 2 berikut kubah senjatanya.

Varian dasar Black Widow Spider berupa panser amfibi angkut pasukan yang dijuluki sebagai Amphibious Armoured Personel Carrier (AAPC). Panser diawaki tiga orang yakni pengemudi, komandan, dan operator senjata. Sementara pasukan bersenjata yang dibawanya mencapai 11 orang.

Panser berbobot 24 ton ini ditenagai mesin diesel Caterpillar C9 berdaya 450 hp. Mesin disandingkan dengan transmisi otomatis buatan Allison.

Kecepatan laju didarat mencapi 80 km/jam dan berenang di air 15 km/jam. Jangkauan operasi Black Widow Spider mencapai 600 km.

Kulit komposit Black Widow Spider dipasok oleh perusahaan IMI Israel yang digadang mampu menahan laju tumbukan peluru hingga kaliber 14,5 mm.

AAG
AAG

Sementara kubah senjata dipasok oleh STK yang dilengkapi senjata utama berupa kanon kaliber 30 mm dan senjata sekunder senapan mesin kaliber 7,62 mm.

Selanjutnya, panser amfibi 8X8 kedua digarap oleh perusahaan lokal Panus Assembly yang telah lama menjadi rekanan Korps Marinir Thailand.

Salah satu produknya yang telah digunakan adalah kendaraan tempur jenis MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) yang dinamai Phantom 380-X.

Mengenai kinerja dan spesifikasi panser Panus 8X8 belumlah diungkapkan. Situs pengulas dunia kemiliteran asal Thailand aagth1.blogspot.com menginformasikan bahwa panser Panus 8X8 baru saja diserahkan kepada Korps Marinir Thailand pada Juni 2019 untuk diuji coba.

Sementara panser amfibi DTI Black Widow Spider sendiri telah usai menjalani rangkaian uji lapangan pada 6-7 September 2018 di Distrik Sattahip, Provinsi Chonburi.

AAG
AAG

Sebagai pelaksana kegiatan uji dipercayakan pada Batalion Amfibi Serbu, Divisi Korps Marinir Kerajaan Thailand.

Salah satu dari kedua panser amfibi ini kelak akan dipilih sebagai panser pendamping BTR-3E1.

Seperti diketahui sejak tahun 2010 Korps Marinir Thailand mulai mendatangkan ratusan panser 8X8 BTR-3E1 buatan Ukraina sebagai pengganti panser gaek V-150 buatan Amerika Serikat.

Rangga Baswara Sawiyya

editor: ron raider

2 Replies to “Ikuti Jejak Negara Tetangga di ASEAN, Thailand Kembangkan Panser 8X8”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *